Ketua OJK: Waspada Imbas Interkonektivitas Ekonomi Global yang Tinggi

23 November 2022 18:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar membuka OJK Virtual Innovation Day 2022, Senin (10/10/2022). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Mahendra Siregar membuka OJK Virtual Innovation Day 2022, Senin (10/10/2022). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK), Mahendra Siregar mengingatkan harus terus mencermati dan mewaspadai risiko transmisi dan efek hambatan dari eksternal shock, karena interkonektivitas antara pasar keuangan domestik dan pasar ekonomi global yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Mahendra mengatakan, dunia sedang mengalami kompleksitas ketidakpastian global yang belum terjadi sebelumnya akibat eskalasi perdagangan politik sehingga menyebabkan disrupsi value chain dan sistem logistik.
"Volatilitas harga komoditas yang diperkirakan masih terus berlanjut. Dengan kontraksi ekonomi global, kenaikan cost of fund mempengaruhi ketersediaan likuiditas domestik yang harus mampu dimitigasi dengan baik," kata Mahendra yang hadir virtual dalam Infobank Top 100 CEO's & The Next Leaders Forum 2022 di Hotel Pullman Jakarta, Rabu (23/11).
Mahendra mengatakan, kondisi tersebut diharapkan tidak menghambat pertumbuhan kinerja konsumsi dan investasi yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Amunisi yang tepat dan terukur perlu dipersiapkan, seperti kerangka kebijakan efektif dan preemptive policy tools melalui penilaian seperti stress test yang berkala, baik individu lembaga jasa keuangan, maupun industri atau sektor lain.
ADVERTISEMENT
"Tantangan domestik lainnya adalah belum pulihnya scarring effect di wilayah tertentu. Perbaikan dan transformasi keuangan digital menjadi perhatian agar tidak mengganggu stabilitas sektor jasa keuangan nasional," imbuhnya.
Belajar dari berbagai permasalahan terakhir, Mahendra meminta sektor keuangan harus secara proaktif mampu mencegah risiko pemburukan dari dan dalam sektor keuangan yang bisa sangat tidak terduga dari arah tertentu.
"OJK berada di garda terdepan, termasuk koordinasi yang baik dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan, BI, dan LPS dalam forum (Komite Stabilitas Sektor Keuangan) KSSK," tuturnya.
Mahendra berharap CEO dan pimpinan bank membutuhkan kepemimpinan proaktif dan kolaboratif untuk menerapkan strategi kebijakan dalam bisnis perusahaan.