Kinerja Moncer! Bos Garuda Indonesia: Sinyal Positif dari Restrukturisasi Utang

4 November 2022 17:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) berhasil mencatatkan kinerja perusahaan yang positif di kuartal III 2022. Hal tersebut sejalan dengan iklim pasar transportasi udara yang terus tumbuh.
ADVERTISEMENT
Perusahaan mencatatkan pendapatan usaha USD 1,5 miliar atau setara Rp 23,62 triliun (dengan asumsi kurs Rp 15.695 per dolar AS) di kuartal III 2022. Jumlah tersebut naik 60,27 persen dari kuartal III 2021 (year on year) yang sebesar USD 939,02 juta.
Tak hanya itu beban usaha perusahaan juga tercatat turun 6,55 persen di kuartal III 2022 menjadi USD 1,85 miliar, dari yang sebelumnya USD 1,98 miliar di periode yang sama di tahun lalu.
Dengan demikian, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 3,7 miliar atau setara Rp 58,07 triliun di kuartal III 2022, dari yang sebelumnya rugi USD 1,66 miliar.
Hal ini lantaran, Garuda Indonesia berhasil mencetak pendapatan / (beban) usaha lainnya yang signifikan yakni USD 4,27 miliar di kuartal III 2022. Pos tersebut didukung oleh pendapatan dari restrukturisasi utang dan pendapatan dari penghentian dini kontrak sewa yang masing-masing sebesar USD 2,85 miliar dan USD 279,16 juta.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi logo Garuda Indonesia. Foto: ROMEO GACAD/AFP
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, capaian kinerja ini menjadi kesempatan bagi perusahaan untuk menciptakan melaksanakan kebijakan strategis penyehatan keuangan perusahaan.
"Peningkatan pendapatan yang signifikan tersebut juga menjadi sinyal positif tersendiri bagi proyeksi kinerja usaha Garuda ke depannya yang kami yakini dapat semakin sustain khususnya dengan ditunjang cost structure kinerja operasi yang semakin lean dan adaptif dalam menghadapi tantangan kinerja usaha ke depannya, "tutur Irfan dalam keterangannya, Jumat (4/11).
Irfan menyebutkan iklim market transportasi udara yang terus tumbuh menjadi kesempatan Garuda untuk menciptakan dan melaksanakan kebijakan strategis penyehatan kinerja keuangan.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Selain itu, Pertumbuhan pendapatan tersebut juga kian memperkuat outlook kinerja positif Garuda melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 7,5 triliun dalam mendukung program restorasi armada untuk memperkuat ketersediaan alat produksi khususnya menjelang periode peak season liburan akhir tahun.
ADVERTISEMENT
Irfan menyatakan optimismenya proses restrukturisasi yang tengah dilakukan Garuda akan selesai pada akhir tahun. Selesainya proses tersebut akan menjadi momentum Garuda untuk semakin memaksimalkan jasa penerbangannya.
“Kami optimistis akan semakin memperkuat langkah Garuda untuk terus mengakselerasikan proses restrukturisasi yang kami proyeksikan dapat rampung pada akhir tahun ini. Hal ini yang tentunya turut menjadi momentum penting bagi upaya Garuda dalam memaksimalkan momentum bangkitnya sektor industri aviasi di tahun 2023 mendatang," jelas Irfan.