Kinerja Positif Telkom Tahun 2023: Pendapatan Konsolidasi Rp 149,2 T

25 Maret 2024 15:54 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
TelkomGroup. Foto: dok. Telkom
zoom-in-whitePerbesar
TelkomGroup. Foto: dok. Telkom
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk mencatat kinerja keuangan yang positif sepanjang tahun 2023. Perseroan membukukan pendapatan konsolidasian sebesar Rp 149,2 triliun atau tumbuh sebesar 1,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) tercatat sebesar Rp 77,6 triliun dengan EBITDA margin sebesar 52 persen. Sementara itu, laba bersih perseroan tumbuh dua digit sebesar 18,3 persen (yoy) menjadi Rp 24,6 triliun pada akhir tahun 2023.
Pencapaian positif ini didukung oleh pertumbuhan bisnis data, internet, dan IT service sebesar 6,5 persen yoy menjadi Rp 87,4 triliun. Adapun pendapatan IndiHome dan layanan Interkoneksi juga tumbuh sebesar 2,7 persen (yoy) dan 7 persen (yoy).
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, bersyukur perusahaan tetap mampu mencatatkan kinerja positif pada tahun 2023, meskipun sedang fokus pada transformasi dan implementasi strategi utama 5 Bold Moves.
“Tentunya hal ini tidak mudah, di tengah tantangan yang ada seperti persaingan bisnis, jangkauan infrastruktur, regulasi, hingga kebutuhan akan partnership dan investasi. Namun apa yang Telkom raih saat ini, menunjukkan sinyal positif dan mendorong kami untuk terus melanjutkan transformasi," ujar Ririek.
Pada segmen mobile dan consumer, Telkomsel selaku anak usaha Telkom mencatatkan kinerja positif mencapai Rp 102,4 triliun. Pencapaian tersebut utamanya didorong oleh pertumbuhan digital business hingga 7,6 persen yoy menjadi Rp 78,5 triliun dengan kontribusi dari total pendapatan sebesar 88 persen dari tahun sebelumnya.
Telkomsel terus fokus pada peningkatan market share dengan jumlah pelanggan mobile mencapai 159,3 juta dan pelanggan IndiHome residensial (B2C) sebanyak 8,7 juta pada akhir 2023.
IndiHome dan Telkomsel. Foto: dok. Telkom Indonesia
Pada segmen enterprise, perseroan membukukan pendapatan Rp 18,2 triliun dengan kontribusi dari solusi B2B Digital IT Services dan Enterprise Connectivity. Telkom terus memperkuat kapabilitas di bisnis cloud melalui kerja sama strategis dan terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan.
Segmen enterprise juga meluncurkan Indibiz yang menyasar Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dengan berbagai solusi, seperti Indibiz Ruko, Indibiz Finance, Indibiz Education, dan Indibiz Hotel. Selain UKM, Telkom fokus menggarap potensi bisnis di pemerintahan, BUMN, dan korporasi swasta yang dijalankan oleh tujuh Telkom Regional dan unit bisnis.
Selanjutnya, segmen wholesale dan international mencatat pendapatan Rp 16,9 triliun atau tumbuh 9,6 persen yoy. Bisnis layanan suara wholesale internasional dan bisnis infrastruktur digital berkontribusi terhadap pendapatan tersebut. Hal ini juga tidak lepas dari dukungan Telin selaku anak usaha Telkom yang bergerak di bisnis telekomunikasi internasional.
Pada bisnis data center, TelkomGroup memiliki dan mengelola 32 data center yang tersebar di empat negara (Indonesia, Singapura, Hong Kong, dan Timor Leste). Rata-rata utilisasinya mencapai hingga 70 persen. Mayoritas data center tersebut memiliki klasifikasi tier 3 dan 4 dengan total kapasitas hingga 42 MW. Sepanjang 2023, bisnis data center dan cloud perseroan membukukan pendapatan Rp 1,9 triliun atau tumbuh 14,8 persen yoy.
Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel menutup tahun 2023 dengan kinerja cemerlang. Mitratel meraup pendapatan Rp 8,6 triliun atau tumbuh 11,2 persen yoy yang didorong oleh pendapatan sewa menara.
EBITDA dan laba bersih tumbuh masing-masing sebesar 12,7 persen dan 12,6 persen yoy. Margin keduanya pun semakin baik senilai 80,5 persen dan 23,4 persen.
Mitratel memiliki 38.014 tower dengan tenancy ratio yang meningkat dari 1,47x pada tahun 2022 menjadi 1,51x pada akhir 2023. Dari sisi operasional, jumlah kolokasi dan penyewa juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 16,9 persen dan 10,4 persen yoy.
Pada periode tersebut, Mitratel membukukan kinerja keuangan yang kian kuat dengan leveraging ratio yang relatif rendah, yakni rasio net to debt EBITDA sebesar 2,2x.
Telkom kini tengah fokus mempersiapkan implementasi strategi DCCo. Telkom melalui anak usahanya Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) fokus mengembangkan bisnis Hyperscale Data Center dan Enterprise Data Center untuk melayani kebutuhan korporasi besar.
Sementara itu, Edge Data Center fokus mendukung layanan pemerintah Indonesia, operator telekomunikasi, provider internet lokal, serta pelaku UKM. Tahun 2024, Telkom akan meningkatkan kapasitas data center-nya dari 42 MW menjadi 55 MW. Caranya dengan meningkatkan kapasitas Hyperscale Data Center Cikarang sebesar 13 MW.
Perseroan juga sedang mempersiapkan implementasi InfraCo dengan membentuk entitas baru, Telkom Infrastruktur Indonesia, pada akhir 2023. Telkom Infrastruktur Indonesia berperan dalam penciptaan nilai tambah perusahaan dengan meningkatkan utilisasi infrastruktur jaringan, mengoptimalkan capital expenditure TelkomGroup, meningkatkan pendapatan dari eksternal, menyediakan layanan telekomunikasi yang andal, meningkatkan efisiensi operasional, dan kemitraan strategis.
Memasuki tahun 2024, Telkom Infrastruktur Indonesia tengah menyiapkan pengelolaan jaringan end-to-end Telkom. Entitas ini akan fokus pada optimalisasi pemanfaatan jaringan melalui penyediaan layanan wholesale Fiber-to the-Home (FTTH) untuk segmen B2B.
Hal tersebut merupakan wujud komitmen perusahaan untuk berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan memperluas penetrasi layanan broadband dan memenuhi kebutuhan konektivitas yang kian meningkat.
Sepanjang 2023, Telkom telah menggunakan belanja modal perseroan mencapai Rp 33 triliun atau 22,1 persen dari total pendapatan. Belanja modal ini difokuskan pada pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi demi meningkatkan pengalaman digital pelanggan.
Sejalan dengan implementasi inisiatif FMC (Fixed Mobile Convergence), Telkom mengutamakan optimisasi synergy value dari belanja modal terkait jaringan akses, infrastruktur, dan sistem IT untuk peningkatan efisiensi.
Anggaran belanja modal juga digunakan untuk beberapa inisiatif besar perusahaan meliputi peningkatan kualitas dan kapasitas jaringan 4G, pengembangan teknologi 5G, pembuatan Satelit Merah Putih 2 yang saat ini sudah berada di orbit 113 BT, penggelaran sistem komunikasi kabel laut, penyelesaian Hyperscale Data Center Cikarang, dan pembangunan Hyperscale Data Center Batam.
“Telkom terus berupaya untuk melanjutkan langkah transformasi sekaligus berinvestasi memperkuat lini usaha digital connectivity, digital platform, dan digital services. Telkom juga memiliki sumber daya yang memadai untuk membantu masyarakat Indonesia meningkatkan literasi dan keterampilan digital sebagai salah satu modal utama bagi Indonesia untuk mewujudkan cita-cita menjadi negara maju,” tutup Ririek.