Kisah Bayu Fajri Banting Setir Buka Toko Kelontong Virtual di Masa Pandemi

Ilustrasi membeli bahan makanan pokok secara online saat pandemi. Foto: Shutterstock

Pandemi yang kini sudah memasuki bulan kelima di Indonesia memang memberi pukulan besar bagi berbagai industri. Demi memutus rantai penyebaran COVID-19, berbagai tempat dan fasilitas umum harus tutup sementara, pun dengan festival dan konser musik yang harus ditunda bahkan dibatalkan.

Usaha Bayu Fajri merupakan salah satu yang terdampak akibat mati surinya industri musik live seperti festival dan konser. Sebelum pandemi, Bayu yang berprofesi sebagai sound engineering memiliki usaha di bidang penyewaan sound system bernama Bayusvara yang jasanya telah dipakai di berbagai acara dan konser musik. Usaha yang dibangun sejak 2012 ini juga sudah jadi langganan banyak musisi sehingga berhasil membawahi 20 karyawan.

Namun, keadaan pandemi memaksa Bayu untuk mengistirahatkan Bayusvara karena sepinya permintaan sewa. Beban pun makin bertambah karena kas perusahaan yang hampir habis, tapi di sisi lain ia memiliki tanggung jawab sebagai seorang suami dan ayah, sekaligus atasan bagi karyawannya.

Bertekad untuk memperbaiki keadaan dan mempertahankan karyawannya, Bayu memberanikan diri untuk mengembangkan usaha baru yang bekerja sama dengan sebuah bisnis titip antar barang kebutuhan pokok. Bernama Segarsvara, usaha ini perlahan membuat Bayu bangkit sekaligus bisa menghidupi para karyawannya selama beberapa bulan belakangan. Bisnis ini bahkan bisa menerima 25 pesanan dalam satu hari.

Beberapa bulan mengembangkan Segarsvara tak selalu mulus. Apalagi memasuki industri baru yang sebelumnya tidak pernah dijajal ternyata berpengaruh terhadap proses pembuatan konten dan cara berkomunikasi kepada pasar. Tidak hilang akal, Bayu menjalin kolaborasi dengan visual storyteller, Beawiharta, untuk memaksimalkan brand building sekaligus membantu kegiatan pemasaran Segarsvara.

Tak hanya Segarsvara, masih banyak pelaku UMKM di Indonesia yang saat ini tengah berjuang agar bisa bangkit kembali dari keterpurukan akibat pandemi COVID-19. Kesadaran akan kondisi inilah yang akhirnya menggugah IM3 Ooredoo menggandeng komunitas kreatif KreatifHub untuk membuat sebuah movement dengan teman ‘Berjuang Dengan Berkreasi’. Program ini bertujuan mendukung pelaku UMKM untuk dapat terus mengembangkan bisnisnya dengan memfasilitasi akses kerja sama dengan pekerja kreatif yang juga kehilangan lapangan pekerjaan guna memaksimalkan konten brand building sesuai kebutuhan usahanya.

“Besarnya semangat generasi muda dalam berjuang mencari cara menginspirasi IM3 Ooredoo dan KreatifHub untuk mendukung lebih jauh lagi usaha yang mereka lakukan. Mengkolaborasikan para UMKM dan pekerja kreatif merupakan salah satu cara untuk mendorong bisnis lokal tetap berkembang guna menggerakkan roda perekonomian. Karena pada akhirnya, berjuang dengan berkreasilah yang dapat menembus segala keterbatasan ini,” ungkap Senior Vice President–Head of Brand Management & Strategy Indosat Ooredoo, Fahroni Arifin dalam sesi webinar ‘Berjuang dengan Berkreasi’, Selasa (25/8).

Ingin menjadi Bayu Fajri selanjutnya yang bisa bangkit dengan memaksimalkan brand building? IM3 Ooredoo dan KreatifHub membuka kesempatan bagi pelaku UMKM dan pekerja kreatif untuk mengikuti kompetisi ‘Berjuang dengan Berkreasi’, dan mempertemukan UMKM dengan para kreator untuk saling berkolaborasi.

Kompetisi yang diadakan mulai 8-29 September 2020 ini akan terbagi dalam tiga kategori, yaitu konten dalam bentuk fotografi, videografi, dan desain ilustrasi. Selain kesempatan berkolaborasi dengan pekerja kreatif, akan ada hadiah total puluhan juta rupiah untuk para pemenang.

Tunggu apa lagi? Yuk, kembangkan usaha dengan ‘Berjuang dengan Berkreasi’. Untuk informasi lebih lanjut seputar webinar, workshop, dan kompetisi dapat dilihat pada akun Instagram @kreatif.hub. Teruskan Perjuanganmu Untuk Tetap Merdeka!

Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan IM3 Ooredoo