Kisah Korban PHK Ikut Kartu Prakerja: Sekarang Punya Omzet Jahit Rp 30 Juta

25 November 2022 13:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putri Puspita, seorang ibu rumah tangga alumni Kartu Prakerja asal Kota Banda Aceh. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Putri Puspita, seorang ibu rumah tangga alumni Kartu Prakerja asal Kota Banda Aceh. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Di-PHK dari tempat kerjanya di sebuah pusat perbelanjaan di Aceh, jadi pengalaman pahit bagi Putri Puspita. Apalagi hal itu terjadi saat pandemi, ketika kebutuhan rumah tangga justru bertambah.
ADVERTISEMENT
Berupaya bangkit dari kesulitan, ibu rumah tangga warga Banda Aceh itu pun ikut pelatihan menjahit di Kartu Prakerja. Dengan keterampilan itu, dia kemudian coba-coba usaha membuat masker, yang banyak dibutuhkan saat pandemi.
“Saya sarankan teman-teman untuk berkembang lebih maju meningkatkan keterampilan diri, seperti yang diajarkan pelatihan-pelatihan Program Kartu Prakerja,” katanya dalam perbincangan dengan kumparan, Rabu (23/11).
Mengenang masa-masa itu, Putri berkisah saat pertama kali daftar Kartu Prakerja, dirinya langsung lulus dan diterima. Untuk berlatih menjahit, modal awalnya adalah mesin jahit pinjaman milik tetangga.
Dari situ, dia memproduksi masker dari kain perca. Tapi kini usahanya berkembang jadi menjahit sprei. Bahkan dia telah mendapat kontrak untuk tiga tahun ke depan.
"Per helai sprei yang dijahit dihargai sebesar Rp 75 ribu. Dalam seminggu targetnya 100 seprai harus disuplai, sekarang saya juga mengajak dua orang teman untuk ikut membantu atau total senilai Rp 7,5 juta,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Artinya dalam sebulan, alumni Kartu Prakerja ini bisa mengantongi pendapatan Rp 30 juta.

Konsultan Branding UMKM

Harry Koko Priutama, alumni Kartu Prakerja asal Kota Lhokseumawe. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
Sosok sukses alumni Kartu Prakerja lainnya di Aceh adalah Harry Koko Priutama. Seperti Putri, dia di-PHK saat pandemi melanda. Banting setir ikut Kartu Prakerja, dia sempat beberapa kali gagal diterima. Tak kapok, warga Lhokseumawe itu terus mencoba dan berhasil.
“Pernah beberapa kali coba tidak lulus. Tapi di tahun kemarin (2021) saya termasuk salah satu yang lalu, dan Alhamdulillah sekarang menjadi bagian dari salah satu alumni Kartu Prakerja di Aceh,” katanya pada kumparan, Rabu (23/11).
Dalam program Kartu Prakerja Harry memilih pelatihan tentang branding dan merek dagang. Tepatnya terkait bagaimana strategi pemasaran dan penjualan, serta membuat konten pemasaran.
ADVERTISEMENT
Kartu Prakerja kini telah mengubah nasib Harry kembali. Kendati pekerjaan sebelumnya cukup menarik, namun berbekal pelatihan yang telah ia terima Harry kini mampu mengembangkan dan menciptakan branding beberapa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Lhokseumawe.
“Kini, saya merancang beberapa brand lokal UMKM di Lhokseumawe karena pelatihan branding yang saya ikuti. Banyak order, cuan pun bertambah,” ujar pemuda sarjana hukum tersebut.