KKP Genjot Budi Daya Udang Sebagai Tumpuan Ekspor

9 Desember 2019 19:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi udang hidup. Foto: Melly Meiliani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi udang hidup. Foto: Melly Meiliani/kumparan
ADVERTISEMENT
Udang masih menjadi salah satu komoditas unggulan ekspor Indonesia. Pada tahun 2018, udang menyumbang devisa sebesar USD 1,27 miliar atau 36,96 persen dari total nilai ekspor.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dari segi volume, udang baru menyumbang 18,35 persen. Udang asal Indonesia sudah diekspor ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Belanda dan China. Presiden Joko Widodo pun mencanangkan nilai ekspor udang Indonesia naik 250 persen hingga tahun 2024.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menyambut tantangan yang diberikan oleh Jokowi dengan menyusun Peta Jalan (Roadmap) Pengembangan Udang Nasional untuk memastikan target yang ditetapkan dapat terwujud.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, optimistis target tersebut dapat tercapai dalam waktu 5 tahun ke depan. Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah investor, teknologi, serta kecakapan pembudidaya dalam melakukan bisnis budi daya udang telah menunjukkan peningkatan yang menggembirakan.
Udang hasil budi daya petambak sebagai salah satu komoditas andalan ekspor nasional. Foto: Dok. KKP
“Untuk mendukung program tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan telah meminta kepada saya untuk meningkatkan produksi tambak mulai dari yang tradisional dengan melakukan transfer teknologi kepada pembudidaya. Selain teknologi, hal lain seperti penerapan SOP yang benar, sumber induk, sistem pembenihan, pengelolaan lingkungan hingga penanganan penyakit merupakan hal esensial yang harus diperhatikan dan diterapkan oleh pembudidaya," ungkap Slamet dalam sambutannya pada acara pelatihan bisnis budi daya udang vaname skala ekspor berbasis teknologi di Jakarta (29/11).
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan keberhasilan program budi daya udang yang berkelanjutan ini tidak dapat dipisahkan dari peran serta berbagai pihak. Untuk itu diperlukan sinergitas lintas sektor terutama dari sisi makro seperti dukungan dan kebijakan dari pemerintah daerah serta ketersediaan listrik dan BBM. Sedangkan dari sisi mikro seperti kualitas benih dan pakan, penyiapan wadah budi daya, optimalisasi sarana produksi, hingga SDM yang mumpuni menjadi faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlanjutan usaha.
Ilustrasi udang hidup. Foto: Melly Meiliani/kumparan
“Selain itu, budi daya udang turut dibantu KKP melalui berbagai program prioritas seperti Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif (PITAP), bantuan alat berat, bantuan benih, Asuransi Perikanan bagi Pembudidaya Ikan Kecil, dan penataan kawasan Budidaya Udang Berbasis Klasterisasi," tuturnya.
Sebagai percontohan, KKP telah bekerja sama dengan Pemda Kabupaten Mamuju Utara (kini Kabupaten Pasangkayu) membangun tambak udang semi intensif berbasis klaster sebanyak 2 klaster seluas 8 hektare di Desa Sarjo, Kecamatan Sarjo. Hasilnya, produktivitas meningkat dari 50-200 kg/hektare menjadi 5.000-10.000 kg/hektare.
ADVERTISEMENT
Selain itu pengembangan klaster kawasan budidaya udang berkelanjutan juga akan dilakukan 4 (empat) Kabupaten wilayah utara yakni Kabupaten Buol (Sulawesi Tengah), Gorontalo Utara (Gorontalo), Bone Bolango (Gorontalo), dan Bolang Mogondow (Sulawesi Utara) yang telah dituangkan dalam nota kesepahaman sebagai bentuk komitmen bersama.
Udang hasil budi daya petambak sebagai salah satu komoditas andalan ekspor nasional. Foto: Dok. KKP
Sebagai diversifikasi komoditas, KKP juga telah mendorong pengembangan udang asli Indonesia seperti udang Jerbung (Penaeus merguensis) dan udang putih (Panaeus indicus) yang akan dimasyarakatkan lebih luas pada tahun mendatang. Budi daya komoditas baru ini telah dilakukan uji multilokasi dengan hasil yang memuaskan dan dengan tingkat penyakit yang dapat dikendalikan hingga saat ini. Tentunya komoditas ini akan dimasyarakatkan dengan menganut sistem budi daya yang berbasis lingkungan serta berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Pengelolaan lingkungan yang baik merupakan salah satu elemen penting keberterimaan pasar global terhadap produk udang Indonesia.
"Dengan kedisiplinan, konsistensi dan keinginan untuk belajar yang kuat dari pembudidaya, saya optimis target yang dicanangkan oleh pemerintah dapat tercapai,” pungkas Slamet.