KKP Harap Ekspor Perikanan ke Timur Tengah Dioptimalkan

31 Juli 2021 20:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelayan sibuk membongkar muat ikan yang tiba di Dermaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (6/7/2021). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan sibuk membongkar muat ikan yang tiba di Dermaga Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (6/7/2021). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong peningkatan ekspor perikanan oleh pelaku usaha di kawasan Timur Tengah. Sehingga perlu untuk mengenali ketentuan terkait sistem jaminan kesehatan ikan dan ketentuan khusus ekspor kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Timur Tengah ini peluang pasar yang perlu kita optimalkan," kata Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP Rina seperti dilansir dari Antara, Sabtu (31/7)
Rina memaparkan sistem jaminan kesehatan ikan yang sesuai dengan standar internasional, yaitu mengacu pada Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE), FAO (Codex) dan ketentuan khusus negara mitra dagang, termasuk Timur Tengah.
Ia juga mengemukakan bahwa merujuk kepada data International Trade Center (2020), selama periode 2017-2019, permintaan rata-rata produk perikanan dari negara-negara Timur Tengah tumbuh sebesar 4,3 persen per tahun.
Nilai impor komoditas perikanan Timur Tengah dalam periode yang sama rata-rata sekitar 2,64 persen dari total nilai impor komoditas perikanan dunia.
Pada tahun 2017 nilai impor komoditas perikanan Timur Tengah mencapai 3,05 miliar dolar AS dan tahun 2019 meningkat menjadi 3,32 miliar dolar AS atau sekitar 2,67 persen dari total nilai impor komoditas perikanan dunia.
ADVERTISEMENT
Rina mengungkapkan Indonesia memang melakukan ekspor ikan tuna dalam kemasan kaleng ke sejumlah negara di Timur Tengah. Hanya saja, ekspor Indonesia ke Timur Tengah masih kalah jauh dibandingkan Thailand yang menguasai 71 persen pasar impor Timur Tengah untuk produk TTC (tuna, tongkol, cakalang).
Dia pun menyebut potensi pasar ikan Timur Tengah yang dapat digarap oleh pelaku usaha nasional, antara lain adalah ikan patin dan ikan tawar lainnya. "Selama ini yang menguasai pasar Timur Tengah untuk ikan patin adalah Vietnam," sambungnya.
KKP juga meyakini bahwa dengan tercatatnya peningkatan ekspor kelautan dan perikanan seiring naiknya permintaan global juga akan mengungkit kinerja perekonomian nasional masa pandemi. "Sektor kelautan dan perikanan mencatatkan kinerja positif selama lima bulan awal 2021," kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Artati Widiarti.
ADVERTISEMENT
Bahkan, lanjutnya, neraca perdagangan sektor ini surplus 1,9 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 27 triliun, atau naik 3,72 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Secara kumulatif, nilai ekspor produk perikanan pada Januari–Mei, mencapai USD 2,1 miliar. Angka ini naik 4,94 persen dibanding periode yang sama tahun 2020.
Tingginya nilai ekspor berasal dari komoditas utama meliputi udang yang menyumbang sebesar USD 865,9 juta atau 41 persen terhadap total nilai ekspor total, kemudian tuna–cakalang–tongkol (USD 269,5 juta atau 12,7 persen total nilai ekspor), dan cumi–sotong–gurita (USD 223,6 juta atau 10,6 persen total nilai ekspor.
Negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat (AS) sebesar USD 934,1 juta atau 44,2 persen terhadap total nilai ekspor total disusul Tiongkok sebesar USD 311,2 juta (14,7 persen), dan negara-negara ASEAN sebesar USD 230,7 juta (10,9 persen).
ADVERTISEMENT