KKP Ingin Udang RI Mendunia, Standardisasi Balai dan Benih Perlu Dioptimalkan

2 September 2021 16:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukan udang vaname  yang di budidaya dengan teknologi Microbubble. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukan udang vaname yang di budidaya dengan teknologi Microbubble. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan produksi udang Indonesia bisa mendunia. Langkah yang diambil dengan menggenjot produksi udang menjadi 2 juta ton per tahun pada 2024.
ADVERTISEMENT
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, Yudi Nurul Ihsan, menilai Indonesia bisa menjadi penghasil udang terbesar dunia kalau target produksi 2 juta ton atau pertumbuhan 250 persen di 2024 bisa tercapai.
Yudi mengatakan target tersebut juga bisa membantu meningkatnya perekonomian Indonesia. Namun, ia mengakui dalam mencapainya tentu tidak mudah. Diperlukan standardisasi mulai dari balai, pakan, hingga pakan.
“Untuk mencapai hal tersebut kita harus melakukan standardisasi budi daya dan balai yang ada di Sabang sampai Merauke. Saya kira balai-balai yang ada bisa kita optimalkan menghasilkan induk berkualitas, kemudian benih udang tahan penyakit dan sebagainya,” kata Yudi saat webinar yang digelar KKP, Kamis (2/9).
Yudi mengatakan selama ini udang masih banyak diimpor. Padahal, kata Yudi, fasilitas dalam mengembangkan udang di Indonesia tidak kalah dari negara lain. Hanya saja memang standardisasinya harus dimaksimalkan.
ADVERTISEMENT
Standardisasi yang disarankan Yudi juga termasuk untuk Sumber Daya Manusia. Sebab, SDM yang berkualitas tentu bisa mengelola potensi udang di Indonesia.
“Standardisasi SDM ini PR buat kita semua. Ketika udang dibuat secara masif budi dayanya kita akan membutuhkan SDM yang memilki standar sama. Sehingga pola pengelolaannya terstandardisasi,” ujar Yudi.
“Kemudian standardisasi induk. Ini juga hasil kalau kita bisa mengoptimalkan balai. Begitu juga benih, pakan, dan sebagainya,” tambahnya.
Yudi menegaskan kalau ingin mencapai target kenaikan produksi udang 2 juta ton per tahun atau pertumbuhan 250 persen maka juga harus ada integrasi dari semua pihak. Sehingga apa yang disiapkan bisa terlaksana secara maksimal termasuk pengembangan shrimp estate.
“Konsep shrimp estate misalnya itu bisa saja jadi standar yang dikembangkan,” tutur Yudi.
ADVERTISEMENT