KKP Undang Investor Garap Tambak Garam di NTT, Luasnya 13 Ribu Hektar

11 Juni 2025 16:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Konferensi Pers KKP Inisiasi Kemandirian Garam Nasional melalui K-Sign Rote Ndao, Rabu (11/6/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers KKP Inisiasi Kemandirian Garam Nasional melalui K-Sign Rote Ndao, Rabu (11/6/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengundang investor untuk menggarap proyek tambak garam raksasa di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Luas lahan yang disediakan sekitar 10.000 hingga 13.000 yang akan menjadi kawasan industri garam.
ADVERTISEMENT
Direktur Sumber Daya Kelautan KKP Frista Yorhanita mengatakan karena lahan yang disediakan luas, akan dibagi menjadi 10 klaster. Pemerintah akan bangun di zona 1 dan zona 2.
"Berikutnya nanti zona 2, 3 hingga 10 itu akan dikembangkan oleh siapa pun yang berminat investor untuk bekerja sama dengan pemerintah untuk mengembangkan kawasan tersebut," katanya dalam acara konferensi pers di kantor KKP, Jakarta, Rabu (11/6).
Kawasan industri garam ini akan dikelola oleh PT Garam. Tapi pemda dan masyarakat juga akan dilibatkan, terutama untuk sumber daya manusianya. Dia memproyeksi tambak ini akan membutuhkan 26.000 tenaga kerja mulai dari hulu hingga proses hilirisasi produk akhir.
Petani memanen garam di kawasan tambak garam Desa Kedungmalang, Jepara, Jawa Tengah, Selasa (30/7/2024). Foto: Yusuf Nugroho/ANTARA FOTO
"Jadi kita tidak bicara hanya di tambaknya saja, tapi ini kan kita kembangkan sebagai kawasan industri yang menghasilkan garam dengan kualitas yang memang sudah ready to use lah untuk digunakan di industri, sehingga nanti sektor industri yang akan terlibat dalam proyek ini pun juga pasti akan sangat banyak," jelasnya.
ADVERTISEMENT
KKP menargetkan produksi garam bisa mencapai 200 ton per hektar per sekali siklus. Dengan luasan 10.000 hektare tadi, bisa memenuhi kebutuhan garam nasional yang kekurangan 2 juta ton per tahun.
Pemerintah akan bekerja sama dengan sejumlah negara untuk menggarap proyek ini, seperti teknologi dari Swiss dan Spanyol.