Kominfo: Pesatnya Ekonomi Digital Timbulkan Ketimpangan di Masyarakat

3 Agustus 2022 15:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pelajar SMP N 4 Bawang berada di atas bangunan kamar mandi umum untuk mendapatkan sinyal jaringan internet gratis di Sigemplong, Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Foto: Harviyan Perdana Putra/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pelajar SMP N 4 Bawang berada di atas bangunan kamar mandi umum untuk mendapatkan sinyal jaringan internet gratis di Sigemplong, Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Foto: Harviyan Perdana Putra/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ekonomi Digital Indonesia diproyeksikan bisa tembus di angka Rp 2.100 triliun di tahun 2025. Kendati begitu, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) melihat adanya paradoks di mana pertumbuhan ekonomi digital bisa berdampak pada ketimpangan antara masyarakat di kota-kota besar dan yang berada di pelosok.
ADVERTISEMENT
Direktur Ekonomi Digital Kominfo, I Nyoman Adhiarna mengatakan survei internal yang dilakukan Kominfo menunjukkan bahwa lima tahun yang lalu pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia hanya bertumpu pada sepuluh kota besar.
Namun saat ini, titik-titik tersebut tumbuh dan berkembang dengan pesat. Sementara wilayah lainnya, seperti wilayah pelosok, disebut masih akan sulit untuk mengakses teknologi digital.
"Catatan kami akan muncul masalah yang kita sebut digital paradoks, di satu sisi kita mampu mempercepat produktivitas oleh perkembangan teknologi digital, tapi di satu sisi saudara-saudara kita yang tidak punya akses semakin lama akan semakin tertinggal," kata Nyoman pada webinar bertajuk Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Pascapandemi, Rabu (3/8).
Fenomena tersebut menurutnya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah sehingga pertumbuhan ekonomi digital pada saat bersamaan tidak berdampak kepada ketimpangan sosial.
ADVERTISEMENT
Nyoman mengatakan, hal itu akan berdampak pada akses pendidikan bagi masyarakat yang tinggal di kota-kota kecil. Kemudahan untuk mendapatkan akses pendidikan akan terbatas dibanding mereka yang tinggal di kota-kota besar.
"Konsekuensinya itu kan ke akses pendidikan, kemampuan dia menyerap pengetahuan dan seterusnya. Dan ini harus dijawab pemerintah. Jadi memang perkembangan teknologi digital membawa sisi positif, tapi sisi-sisi lainnya harus jadi perhatian pemerintah," pungkasnya.