Komisaris BEI Yakin IPO Perusahaan Unicorn Akan Memikat Investor Asing

22 Maret 2021 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Informasi soal perusahaan unicorn akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) bukan sekadar rumor lagi. Rencana tersebut ternyata sudah semakin matang, bahkan komunikasi sudah lebih intens dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Unicorn mereka sudah mulai masuk. Mungkin third quarter atau fourth quarter kalaupun mundur," kata Komisaris BEI, Pandu Patria Sjahrir, saat media visit virtual dengan kumparan, Senin, (22/3).
Pandu Patria Sjahrir tak mau menjelaskan detail perusahaan-perusahaan unicorn yang akan menawarkan sahamnya di bursa lewat penawaran publik perdana atau Initial Public Offering, sebab dikhawatirkan akan mengganggu proses tersebut. “Saya tidak bisa menjelaskan secara fundamental perusahaan teknologi apa saja,” ujarnya.
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia mematangkan regulasi Special Purpose Acquisition Company (SPAC) yang digadang-gadang bisa mengakomodir IPO bagi startup.
SPAC merupakan regulasi yang biasa digunakan perusahaan berbasis teknologi untuk melakukan merger atau akuisisi. Tak hanya itu, regulasi ini juga bisa mengantarkan startup untuk menjadi perusahaan publik.
Pandu Patria Sjahrir. Foto: Instagram/@pandusjahrir
Mengenai masalah valuasi yang kerap menjadi isu bagi perusahaan rintisan untuk melantai di bursa saham, Pandu mengakui hal itu masih terjadi. Apalagi, investor lokal sebagian besar belum pernah berinvestasi di perusahaan teknologi.
ADVERTISEMENT
"Fungsi broker dan analis menjadi lebih penting. Investor di Indonesia memang masih mikir price to earning berapa. Sementara perusahaan teknologi itu 5 tahun ke depan. Pemikiran secara cashflow, analis menjadi lebih penting," ujarnya.
Pandu memprediksi, pada tahap awal yang akan masuk ke perusahaan teknologi yang IPO sebagian besar adalah investor asing, lalu akan diikuti investor lokal.
"feeling saya 80 persen asing. Lokal akan ikut perusahaan asing. Pas nanti naik, baru (investor) retail akan naik. Jadi (urutannya) institusi asing, investor lokal, harga akan naik karena investor asing pintar. Nanti ritel naik. Perusahaan teknologi akan semakin besar," katanya.