Komisaris Buka Suara soal Mundurnya Roy Maningkas dari Krakatau Steel

26 Juli 2019 13:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Krakatau Steel. Foto: Facebook/@Krakatau Steel Official
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Krakatau Steel. Foto: Facebook/@Krakatau Steel Official
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mundurnya Roy Edison Maningkas dari Komisaris Independen PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) beberapa waktu lalu membuat gempar. Sebab, pengunduran Roy karena menolak beroperasinya pabrik Blast Furnace.
ADVERTISEMENT
Komisaris Krakatau Steel Ridwan Djamaluddin buka suara terkait pengunduran Roy dan kegaduhan yang terjadi. Kata dia, dissenting opinion atau beda pendapat merupakan hal biasa dalam fungsi pengawasan terhadap kinerja Krakatau Steel.
"Bagus aja, itu kan fungsi pengawasan komisaris. Dalam hal dissenting opinion bagus, artinya berikan pandangan kritis untuk jalan. Sudah didamaikan," kata dia saat ditemui di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat (26/7).
Ridwan Djamaluddin Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Adapun proyek Blast Furnace yang dipermalasahkan Roy, kata Ridwan yang juga Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menegaskan, proyek ini tetap harus diselesaikan. Tapi jangan sampai ke depannya, jadi lebih buruk.
Penyelesaian proyek Blast Furnace mangrak 4 tahun, seharusnya rampung pada 2015 tapi baru kelar pada akhir Desember 2018. Padahal, proyek yang dikerjakan Krakatau Steel dengan kontraktor China ini sudah dirancang sejak 10 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Karena banyaknya compang-camping dalam proyek ini, dalam keterangan Roy, perusahaan bakal dirugikan Rp 1,2 triliun per tahun. Alasan itulah yang membuat dirinya mundur secara terbuka pada pekan lalu.
"Itu yang nanti akan ada kajiannya, tindak lanjutnya seperti apa. Itu yang justru jadi perhatian komisaris sebagai antisipasi setelah uji coba. Nanti ada beberapa opsi yang disiapkan untuk eliminir (kalau benar merugikan dan disetop). Ada kajiannya, lagi disiapkan," kata dia.