Kompak, Malaysia dan Prabowo Anggap Proyek Kereta China Kemahalan

26 Januari 2019 17:01 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prototipe Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prototipe Kereta Cepat Jakarta-Bandung. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah Malaysia memutuskan untuk membatalkan proyek kereta senilai USD 20 miliar yang sedang dibangun oleh kontraktor China, China Communications Construction Company, karena kemahalan. Keputusan itu diambil seusai pemerintah Malaysia gagal melakukan negosiasi penurunan harga.
ADVERTISEMENT
Senada dengan pemerintah Malaysia, sebelumnya Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo, mengatakan bahwa beberapa proyek saat ini dinilai baik, namun beberapa di antaranya dinilai tidak perlu untuk dilanjutkan.
"Indonesia dan China memiliki hubungan yang baik, tapi saya kira beberapa proyek ada yang ingin kami lihat. Saya yakin ada beberapa proyek yang sangat bagus, tapi beberapa tidak diperlukan," ujar Hashim seperti dilansir South China Morning Post, Senin (22/10/2018).
Hashim Djojohadikusumo (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hashim Djojohadikusumo (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Adapun salah satu proyek yang akan dikaji lebih lanjut adalah kereta cepat Jakarta-Bandung yang memiliki panjang sekitar 150 km dengan nilai proyek sebesar USD 4,5 miliar. Proyek kereta cepat ini juga mendapat sokongan pinjaman dari China Development Bank (CDB).
ADVERTISEMENT
“Saya pikir itu terlalu mahal. Kebanyakan orang akan menggunakan bus, ini jauh lebih murah dan mereka pergi dari pusat kota ke pusat kota," katanya.
Dia mengaku, Prabowo bukan anti-China. Hashim menyamakan Prabowo dengan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad, yang membekukan sejumlah proyek asal Negeri Tirai Bambu tersebut seusai memenangkan pemilu pada tahun lalu, namun hubungan antara Malaysia-China tetap berjalan baik.
"Di Malaysia, Tun Mahathir mengatakan hubungan China sangat penting, tapi Malaysia menangguhkan beberapa proyek asal China dan beberapa dibatalkan. Ini masalah kas, pemerintah Malaysia tidak punya uang, jadi tidak anti-China," jelas Hashim.