Komponen Lokal Mobil Listrik Ditargetkan Capai 35 Persen di 2023

13 Agustus 2019 15:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto saat Pembukaan Pameran Gaikindo di ICE BSD city. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto saat Pembukaan Pameran Gaikindo di ICE BSD city. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Peluang pengembangan mobil listrik terbuka di Indonesia. Hal ini sejalan dengan langkah Presiden Joko Widodo yang resmi telah meneken aturan tentang mobil listrik.
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pengembangan mobil listrik bisa segera dilakukan. Dia menargetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada mobil listrik mencapai 35 persen pada 2035.
"TKDN (mobil listrik) sampai 2023 itu 35 persen," kata Airlangga ketika ditemui di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (3/8).
Menurut Airlangga, TKDN tersebut diatur dalam Perpres yang ditandatangani Jokowi pada Senin (5/8) lalu. Sementara ini, infrastruktur yang mendukung serta teknis terkait insentif TKDN bakal diatur menyusul.
"Mengatur pembagian tugas di kementerian, termasuk infrastruktur nya. Kemudian nanti teknis untuk insentif nya ada (perpres turunan) di isi PP 41," ujarnya.
Untuk tahap awal ini, pelaku industri otomotif diberikan kesempatan mengimpor dalam bentuk utuh (Completely Built Unit/CBU). Namun, sekitar empat tahun penerapannya ke depan industri listrik mesti patuh menerapkan TKDN 35 persen.
ADVERTISEMENT
Hal lain yang didorong pemerintah adalah soal penyediaan baterai bagi mobil listrik. Pasalnya, hal itu berguna untuk bisa mengefisienkan biaya.
Mobil listrik dipamerkan di SPBU Pertamina Kuningan, Jakarta Selatan. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
"Kalau baterai harus dibikin di dalam negeri. Karena baterai itu berat. Gotong-gotong baterai itu berat dan ongkosnya tinggi. Jadi seluruh Industri mobil listrik, baterainya itu harus dibuat di lokal," tegasnya.
Namun, Airlangga belum menyebut pasti kapan waktu penerapannya. Ia hanya menegaskan antara penyiapan baterai dan mobil listrik akan berjalan secara beriringan.
"Karena kalau ada baterai harus ada mobil. Ada mobil harus ada baterai," katanya.
Ia juga mengharapkan tenaga baterai yang diproduksi dalam negeri untuk mobil listrik bisa berasal dari energi listrik yang ramah lingkungan.
"Ya kalau baterai itu kan bagian dari ekosistem dari PLT pembangkit listrik, ada yang tentu kita dorong basis PLTU nya yang renewable energi," kata dia.
ADVERTISEMENT