Kondisi Lippo: PHK 676 Karyawan, Padahal Maret Lalu Masih Punya Kas Rp 3,5 T

4 Juni 2020 15:21 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Lippo PT Karawaci John Riady, didampingi Kadispar Banten Eneng Nurcahyanti membuka Lippo Village Festival, di Lippo Village Karawaci. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Lippo PT Karawaci John Riady, didampingi Kadispar Banten Eneng Nurcahyanti membuka Lippo Village Festival, di Lippo Village Karawaci. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 676 karyawannya, sedangkan 73 lainnya dirumahkan. Tak hanya itu, perusahaan juga memotong gaji hingga 50 persen kepada 619 karyawannya.
ADVERTISEMENT
Keputusan itu diambil perusahaan karena sebagian besar bisnisnya mulai dari mal, perhotelan, dan jasa parkir tutup sementara karena terdampak pandemi COVID-19. Kejadian ini pun sudah dilaporkan perusahaan ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kondisi ini berbanding terbalik dengan kondisi perusahaan yang dilaporkan pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Senin (30/3). Dalam laporannya, perusahaan menyebut masih memiliki uang tunai berjumlah besar dalam mata uang dolar Amerika Serikat dan dolar Singapura. Mereka juga mengklaim utang perusahaan masih terbilang aman terhadap ekuitas.
"Lippo Karawaci saat ini memiliki lebih dari Rp 3,5 triliun dalam bentuk tunai di perusahaan induk saja, secara substansial semuanya dalam USD dan SGD. Tingkat utang bersih terhadap ekuitas tetap yang terendah di antara perusahaan-perusahaan sejenis lainnya yang hanya 21 persen," kata CEO Lippo Karawaci, John Riady, dikutip kumparan, Kamis (4/6).
CEO PT Lippo Karawaci Tbk, John Riady (kiri). Foto: Twitter @johnriady
Kala itu, Lippo juga menyebut bisnis properti mereka masih moncer. Anak perusahaan Lippo Cikarang yang dimiliki 81 persen saham Lippo Karawaci berhasil meluncurkan proyek residensial baru Waterfront Estates, yang menunjukkan adanya pemulihan bisnis intinya. Bahkan, klaster pertama telah terjual habis sehingga membuka penjualan unit di klaster 2.
ADVERTISEMENT
Secara total, perseroan menjual lebih dari 304 rumah senilai Rp 262,6 miliar dengan nilai masing-masing rumah berkisar di antara Rp 499 juta hingga Rp 1,5 miliar. Total tanahnya seluas 25.803m2.
"Hasil penjualan ini di atas target awal kami yaitu 250 rumah dan semakin membuktikan pulihnya bisnis inti perseroan serta menvalidasi strategi bisnis perumahan tapak yang terjangkau," ujar John Riady.
Tak hanya itu, keberhasilan divestasi seluruh saham perusahaan di First REIT yang dimulai sejak Juni 2019 dan selesai pada Februari 2020. Pada kuartal pertama 2020 saja, aksi korporasi tersebut menghasilkan Rp 322 miliar. Total penjualan sejak dimulainya aksi korporasi pada Juni 2019 telah menghasilkan Rp 851,7 miliar.
Perusahaan bahkan sempat mengamankan pinjaman modal kerja senilai Rp 700 miliar dengan bank lokal besar di bulan itu. Pinjaman ini akan disediakan sebagai likuiditas tambahan bagi perseroan jika diperlukan.
ADVERTISEMENT
Selain aksi-aksi korporasi di atas, perseroan secara aktif berupaya untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas keuangan. Pada saat ini, perseroan tidak perlu untuk meningkatkan modal dan oleh karenanya perseroan terus bergerak maju untuk divestasi Lippo Mal Puri.
Padahal, pada bulan itu juga, perusahaan telah mengumumkan pengurangan jam operasional di berbagai mal-mal dan hotel-hotel. Aksi ini akan menghasilkan strategi penghematan biaya untuk tiga bulan ke depan.
Kata John Riady, dalam masa yang penuh ketidakpastian ini, perusahaan telah membuat sejumlah keputusan yang menempatkan Lippo Karawaci di posisi terbaik bagi para karyawan, pelanggan, dan pemegang saham.
"Selama tiga bulan terakhir, kami telah secara proaktif mengambil langkah-langkah untuk memperkuat fleksibilitas keuangan kami dan hal ini nantinya akan membantu kami menavigasikan diri secara efektif untuk melalui suatu situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya," ungkap John Riady.
ADVERTISEMENT
***
Saksikan video menarik di bawah ini.