Kondisi Terkini KFC: Bisnis Merugi, Tutup Puluhan Outlet, Pangkas Gaji Pegawai

17 April 2021 15:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
KFC Foto: REUTERS/Kacper Pempel
zoom-in-whitePerbesar
KFC Foto: REUTERS/Kacper Pempel
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah pekerja KFC yang tergabung dalam Serikat Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) berdemonstrasi pada 12 April 2021 lalu. Mereka memprotes pemotongan gaji di masa pandemi.
ADVERTISEMENT
Sejak 2020 lalu, bisnis KFC memang sedang terpukul. Kerugian ratusan miliar dan penutupan puluhan gerai dilakukan manajemen untuk bertahan. Berikut kumparan merangkum kondisi KFC:

Rugi Rp 298,3 Miliar di 2020

Pemegang brand KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia (FAST) menderita kerugian Rp 298,3 miliar sepanjang Januari hingga September 2020 atau kuartal III 2020. Padahal periode sama pada tahun sebelumnya, perusahaan masih mencatatkan laba bersih Rp 175,698 miliar.
Adapun terpuruknya laba bersih perseroan salah satunya disebabkan dari pendapatan yang mengalami penurunan drastis. Hingga 30 September 2020, pendapatan perusahaan anjlok sekitar Rp 1,4 triliun menjadi Rp 3,5 triliun. Padahal pada periode yang sama pada tahun sebelumnya pendapatan perseroan mencapai Rp 5,01 triliun.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain FAST mencatatkan kenaikan beban liabilitas naik menjadi Rp 1,05 triliun, sementara periode sama pada tahun sebelumnya Rp 856 miliar.
KFC Foto: Carlo Allegri/Reuters
Sedangkan sepanjang tahun 2019, FAST membukukan laba sebesar Rp 241,54 miliar yang ditopang oleh peningkatan pendapatan. Berdasarkan publikasi laporan keuangan 2019, perolehan laba emiten tersebut mengalami peningkatan sebesar 13,39 persen terhadap laba pada 2018 yang mencapai Rp 212,01 miliar. Peningkatan laba ini dikontribusikan oleh pertumbuhan pendapatan sebesar 11,45 persen atau Rp 6,7 triliun.

Tutup 33 Gerai di 2020

Terpuruknya kinerja perseroan akibat pandemi ini pun membuat restoran cepat saji tersebut menutup 33 gerai mereka. Manajemen mengatakan penutupan disebabkan beberapa gerai ada di lokasi yang dibatasi operasionalnya sejak pandemi.
ADVERTISEMENT
"Pertama, karena gerai KFC berada di transit point seperti bandara atau stasiun. Kedua, karena pemilik area properti di mana gerai KFC berada tutup sementara," tulis pengelola KFC, PT Fastfood Indonesia Tbk (FAST), dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam keterangan yang dikutip kumparan, Kamis (17/12), Perseroan menjelaskan 33 gerai KFC tersebut bukan berarti tutup atau berhenti beroperasi. Jika nantinya keadaan sudah membaik dan area properti sudah buka kembali, mereka berencana untuk mengoperasikan kembali 33 gerai tersebut.
Tutupnya gerai KFC di area publik seperti bandara, stasiun, dan mal itu, diakui menggerus pendapatan perusahaan hingga 35 persen. Sayangnya, penurunan penjualan juga terjadi di gerai yang berdiri sendiri (Free Standing dan In Line). Meskipun memang penurunannya lebih kecil yakni di kisaran 15 persen hingga 20 persen.
ADVERTISEMENT
"Penurunan ini disebabkan karena adanya pembatasan untuk dine-in di restoran, seperti pengunjung hanya diperbolehkan setengah dari total kapasitas dan ada juga beberapa gerai yang waktu operasionalnya dibatasi karena pandemi," demikian dinyatakan dalam keterangan tertulis.
Kabar baiknya, perseroan masih melayani penjualan drive thru dan home delivery. Penjualan drive thru justru meningkat 10 persen, sedangkan untuk home delivery meningkat sekitar 14 persen. Kenaikan terbesar juga dicatat untuk penjualan take away yang naik 65 persen. Kontribusi penjualan take away ini mencapai 35 persen dari total transaksi.