Konflik Rusia-Ukraina, Raksasa Migas Dunia Kompak Catat Lonjakan Laba Q1-2022

6 Mei 2022 13:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pengeboran Migas Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengeboran Migas Pertamina. Foto: Dok. Pertamina
ADVERTISEMENT
Sederet perusahaan raksasa minyak dan gas (migas) telah merilis laporan keuangan kuartal I 2022 dengan kinerja gemilang. Hal ini seiring dengan lonjakan harga minyak mentah lantaran konflik Rusia dan Ukraina.
ADVERTISEMENT
Perusahaan migas tersebut yaitu Shell, BP, Chevron, dan Exxon Mobil. Keempat perusahaan kompak alami peningkatan laba drastis jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Dikutip dari reuters, Jumat (6/5) minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) melonjak menjadi USD 130,50 pada awal Maret, tertinggi sejak 2008 karena invasi Rusia memicu kekhawatiran pasokan. Patokan internasional Brent hampir mencapai USD 140, juga tertinggi sejak 2008.
Shell
Ilustrasi SPBU Shell Foto: Sena Pratama/kumparan
Shell membukukan pendapatan yang disesuaikan sebesar USD 9,1 miliar hingga akhir Maret. Angka tersebut melonjak dibandingkan laba periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 3,2 miliar, dan USD 6,4 miliar pada kuartal 4 2021.
Shell juga mengumumkan rencana untuk meningkatkan dividennya sekitar 4 persen menjadi USD 0,25 per saham untuk kuartal I dan tengah berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham senilai USD 8,5 miliar tahun ini.
ADVERTISEMENT
BP
Logo SPBU BP. Foto: REUTERS/Toby Melville
Sementara itu, BP melaporkan keuntungan kuartal I 2022, meskipun membukukan kerugian besar setelah melepas hampir 20 persen sahamnya di perusahaan minyak yang dikendalikan Rusia Rosneft.
Laba biaya penggantian yang mendasari kuartal I BP, yang digunakan sebagai proksi untuk laba bersih, melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade mencapai USD 6,2 miliar.
Angka tersebut melonjak dibandingkan laba kuartal 4 2021 sebesar USD 4,1 miliar, dan USD 2,6 miliar di kuartal I 2021. Raksasa migas itu juga mengumumkan pembelian kembali saham senilai USD 2,5 miliar.
Namun, BP melaporkan kerugian utama untuk kuartal sebesar USD 20,4 miliar. Ini termasuk biaya sebelum pajak nontunai sebesar USD 24 miliar dan USD 1,5 miliar terkait dengan keluarnya saham Rosneft sebagai tanggapan atas invasi Moskow ke Ukraina.
ADVERTISEMENT
Exxon
Perusahaan Minyak Exxon Foto: REUTERS/Rick Wilking
Raksasa migas selanjutnya, Exxon memperoleh laba USD 5,5 miliar selama kuartal I 2022, naik dari USD 2,7 miliar pada kuartal I 2021. Namun, hasil tersebut turun dari USD 8,87 miliar yang diperoleh di kuartal 4 2021.
Pendapatan mencapai USD 90,5 miliar selama periode terakhir. Selama kuartal yang sama pada tahun 2021, pendapatan Exxon adalah USD 59,1 miliar.
Adapun modal kuartal I dan biaya eksplorasi Exxon mencapai USD 4,9 miliar selama periode tersebut, dengan produksi setara minyak turun 4 persen kuartal ke kuartal menjadi 3,7 juta barel per hari. Exxon juga melakukan buyback saham senilai USD 2,1 miliar selama periode tersebut.
Chevron
Laba Chevron meningkat lebih dari empat kali lipat selama kuartal I 2022. Raksasa minyak itu melaporkan pendapatan USD 6,3 miliar selama periode tersebut, naik dari USD 1,37 miliar pada kuartal yang sama pada tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Pendapatan Chevron naik menjadi USD 54,37 miliar, naik dari USD 32,03 miliar selama kuartal I tahun 2021.