Kontribusi Rp 31 T, GoFood kuasai Industri Layanan OFD di Indonesia

23 Juni 2022 11:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi GoFood. Foto: Gojek
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi GoFood. Foto: Gojek
Badan riset milik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Universitas Prasetiya Mulya, Tenggara Strategics, memproyeksikan layanan pesan antar makanan online atau online food delivery (OFD) di tanah air akan terus tumbuh pasca pandemi. Melalui riset “Survei Persepsi & Perilaku Konsumsi Online Food Delivery (OFD) di Indonesia”, layanan ini menjadi pilihan masyarakat yang praktis pasca-pandemi COVID-19.
Berdasarkan riset yang dirilis pada 15 Juni 2022 tersebut, GoFood menjadi pemimpin layanan pesan antar makanan di Indonesia dengan nilai transaksi terbesar. Pada 2021, estimasi nilai transaksi pesan-antar makanan (GMV) yang terjadi di sektor OFD sebesar Rp 78,4 triliun. Estimasi ini dihitung berdasarkan hasil riset Google, Bain, dan Temasek (2021).
Sedangkan nilai transaksi di platform GoFood—bagian dari ekosistem GoTo—, diestimasi mencapai Rp 30,65 triliun, atau lebih tinggi dari penyedia layanan OFD lainnya.
“Layanan pesan-antar makanan secara online atau online food delivery merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi digital dan penggerak perekonomian di tengah masyarakat. Di tengah pandemi, layanan OFD terbukti menjadi penyelamat masyarakat yang harus beraktivitas dari rumah dan penyelamat UMKM untuk bisa tetap berbisnis," jelas Direktur Eksekutif Tenggara Strategics, Riyadi Suparno, dalam webinar hasil riset Tenggara, Rabu (15/6/2022).
"Kami kemudian melakukan riset untuk mengetahui apakah pasca-pandemi layanan OFD akan tetap diminati mengingat ada perubahan perilaku, di mana masyarakat sudah mulai kembali bekerja di kantor, beraktivitas di luar rumah serta adanya relaksasi regulasi dalam bepergian. Jawaban yang kami dapat dari riset ini adalah masyarakat tetap meminati layanan OFD karena kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan,” lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Economic Research Lead, Tenggara Strategics, Stella Kusumawardhani, M.IDEc, juga memaparkan sejumlah temuan lainnya dari riset terkait online food delivery ini. Di antaranya, layanan OFD telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari keseharian masyarakat. Mayoritas konsumen menggunakan OFD untuk mendukung produktivitas, menjelajahi tren kuliner terbaru, dan bersosialisasi.
Bahkan lebih dari setengah konsumen menggunakan OFD minimal seminggu sekali. Layanan OFD digunakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat berpenghasilan tetap dengan mayoritas pengguna adalah Generasi Z sebesar 43 persen dan milenial 39 persen.
Infografis kontribusi online food delivery (OFD) di Indonesia. Foto: Riset Tenggara
Sementara terkait industri OFD, Tenggara Strategics menemukan fakta menarik bahwa GoFood menjadi preferensi utama konsumen dengan nilai transaksi tertinggi mencapai Rp 30,65 triliun. Menurut riset, GoFood lebih banyak dimiliki dan digunakan oleh konsumen Indonesia meski para konsumen memiliki aplikasi OFD lainnya.
Tidak hanya itu, GoFood merupakan platform yang menjadi top of mind dengan persentase 50 persen dan paling banyak di-download oleh konsumen dengan persentase 76 persen karena menawarkan kenyamanan dan menu paling beragam.
“Kami memperkirakan industri OFD juga akan terus bertumbuh. Hasil survei kami menemukan mayoritas konsumen sebanyak 99 persen berniat terus menggunakan dan 96 persen pengguna ingin meningkatkan penggunaan layanan OFD di masa-masa mendatang,” lanjut Stella.
“Sekalipun penelitian dilakukan di masa pandemi, saya kira beberapa hal yang tadi disebutkan, seperti kenyamanan dan kemudahan, akan tetap menjadi pertimbangan konsumen di periode berikutnya karena kebiasaan tersebut sudah terbentuk, apalagi untuk hal yang ada hubungannya dengan makanan,” pungkas Research Fellow Tenggara Strategics, Dr. Handyanto Widjojo.
Riset mengenai layanan OFD ini dilakukan pada 10 hingga 14 Januari 2022 menggunakan metode wawancara tatap muka oleh pewawancara terlatih, dengan jumlah responden mencapai 1200 yang tersebar di enam kota. Riset juga memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan batas kesalahan atau MoE +/- 2.8 persen.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Gojek