Teman Kumparan, Coca Cola, Kopdar

Kopdar Teman Kumparan: Daur Ulang dan Dulang Uang dari Plastik

7 Oktober 2019 12:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kopdar teman kumparan with coca-cola dengan tema "Mendaur Ulang, Mendulang Uang" di FX Sudirman, Jakarta, Minggu (29/9/2019). Foto: Irfan Adi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kopdar teman kumparan with coca-cola dengan tema "Mendaur Ulang, Mendulang Uang" di FX Sudirman, Jakarta, Minggu (29/9/2019). Foto: Irfan Adi/kumparan
ADVERTISEMENT
Plastik masih menjadi primadona dalam kehidupan sehari-hari. Tak dapat dipungkiri, plastik kini digunakan dalam berbagai keperluan, mulai dari kantong dan pembungkus produk, furnitur, mainan, aneka perlengkapan, hingga bagian dari gadget dan alat elektronik.
ADVERTISEMENT
Lebih dari itu, plastik memiliki keistimewaan lain. Plastik bisa dipakai kembali dan didaur ulang terus menerus, karenanya sifatnya yang tidak mudah terurai di alam. Dengan kata lain, plastik bisa digunakan secara berkelanjutan.
Perilaku manusia membuat plastik jadi memiliki dampak buruk bagi lingkungan. Padahal, plastik itu sendiri bukanlah musuh. Jika dikelola dengan baik, plastik bisa menjadi sahabat manusia, bahkan menghasilkan pundi-pundi uang dari plastik pasca konsumsi.
Agar lebih membuka wawasan seputar plastik dan manfaat bisnisnya, Coca-Cola bersama kumparan mengadakan Kopdar Teman kumparan bertajuk "Mendaur Ulang, Mendulang Uang" di acara Inspiraktif pada Minggu (29/9) di FX Sudirman.
Kopdar yang hangat tersebut dihadiri oleh Yusuf Arifin (Chief Storyteller Officer kumparan), Nezatullah Ramadhan (social entrepreneur & founder Nara Kreatif), Mohammad Baedowy (social entrepreneur & founder Majestic Buana Group), serta Andrew F. Hallatu (Public Affairs & Community Manager Coca-Cola Indonesia).
ADVERTISEMENT
Yusuf Arifin atau yang kerap disapa Mas Dalipin memulai kopdar dengan menjelaskan sejarah plastik dan pandangannya mengenai plastik di masa ini. Menurutnya, pada awalnya plastik ditemukan sebagai solusi untuk mengurangi penggunaan material lain sehingga sumber daya alam lebih lestari.
Chief Storyteller Officer kumparan, Yusuf Arifin di acara Kopdar teman kumparan with Coca-Cola dengan tema "Mendaur Ulang, Mendulang Uang" di FX Sudirman, Jakarta, Minggu (29/9/2019). Foto: Irfan Adi/kumparan
“Plastik awalnya diciptakan untuk tujuan mulia, mengurangi resource alam agar tidak cepat habis,” ujar Yusuf Arifin.
Kemudian, produksi dan penggunaan plastik berkembang pesat, sehingga plastik sulit terlepas dari kehidupan sehari-hari. Menurut Yusuf Arifin, menghilangkan plastik secara total saat ini adalah hal yang mustahil. Karena itu, cara terbaik adalah dengan mengelola plastik secara bijak.
Nezatullah Ramadhan sependapat dengan Yusuf Arifin. Founder Nara Kreatif tersebut percaya bahwa plastik dapat memberikan manfaat lebih, bahkan ketika dia sudah dibuang dan tidak lagi digunakan.
ADVERTISEMENT
Hal itu dibuktikan Nezatullah melalui Nara Kreatif, kewirausahaan sosial yang berupaya mengatasi permasalahan pendidikan melalui bisnis pengelolaan lingkungan. Dengan keuntungan yang dihasilkan dari mendaur ulang sampah, Nara Kreatif sudah membantu lebih dari 600 siswa agar tidak putus sekolah.
Founder Nara Kreatif, Nezatullah Ramadhan di acara Kopdar teman kumparan with coca-cola dengan tema "Mendaur Ulang, Mendulang Uang" di FX Sudirman, Jakarta, Minggu (29/9/2019). Foto: Irfan Adi/kumparan
Nara Kreatif sendiri menghidupi kegiatan sosialnya dengan berbagai usaha di bidang lingkungan, seperti waste management program, CSR supporting partner, green event organizer, hingga environmental consultant.
Berkat plastik pasca konsumsi, Nara Kreatif kini tidak hanya membantu siswa prasejahtera saja, tetapi juga membantu masyarakat melalui bank sampah, pemberdayaan kelompok petani di Bogor, dan lain-lain. Nezatullah juga berupaya memberikan sosialisasi agar kesadaran akan pengelolaan plastik pasca konsumsi meningkat, sehingga semua aspek masyarakat bekerja sama dalam menghadapinya.
ADVERTISEMENT
"Dalam masalah sampah tidak ada Superman. Kita harus mengatasinya bersama," ujar Nezatullah.
Selain Nezatullah, Mohammad Baedowy adalah bukti lain bahwa daur ulang plastik benar-benar bisa menghasilkan uang. Sosok yang akrab disapa Om MB ini bisa terbilang sukses dari daur ulang plastik pasca konsumsi.
Menariknya, dulu Om MB pernah meninggalkan pekerjaannya sebagai auditor untuk berkiprah di daur ulang plastik melalui Majestik Buana yang didirikannya. Beliau pun sabar dalam menghadapi berbagai hinaan, terutama saat Om MB dan keluarganya pindah ke dekat sebuah Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Namun, kini justru plastik pasca konsumsi tersebut membuatnya sukses. Terlebih lagi, kesuksesannya bisa bermanfaat bagi banyak orang dan lingkungan.
Founder Majestic Buana Group, Mohammad Baedowy Kopdar teman kumparan with Coca-Cola dengan tema "Mendaur Ulang, Mendulang Uang" di FX Sudirman, Jakarta, Minggu (29/9/2019). Foto: Irfan Adi/kumparan
Om MB juga bisa merakit sendiri mesin pencacah plastik karena dulu beliau sangat sulit menemukan tempat reparasi mesin yang dibelinya. Berkat keterampilannya, Majestik Buana kini telah mengekspor puluhan ton cacahan dan biji plastik hasil daur ulang hingga ke Tiongkok. Majestik Buana juga memiliki mitra pabrik mulai dari Aceh hingga Papua.
ADVERTISEMENT
"Plastik bukan masalah kalau kita tahu cara mendaur ulangnya. Ini (plastik) bukanlah hal menakutkan. Plastik bisa diolah, dimanfaatkan, dan memiliki nilai guna," tutur Om MB.
Andrew F. Hallatu dari Coca-Cola Indonesia kemudian menjelaskan seputar program World Without Waste yang digagas Coca-Cola. Perusahaan tersebut berupaya untuk mewujudkan Plastic Circular Economy agar plastik bisa dipakai secara berkelanjutan bahkan memberi manfaat bisnis.
Plastic Circular Economy merupakan sebuah pendekatan di mana setelah diproduksi, plastik pasca konsumsi akan terus digunakan dalam siklus reproduksi-pemakaian yang berulang dan terus berputar, sehingga plastik tidak akan terbuang ke alam. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai Plastic Circular Economy, Anda dapat klik tautan berikut ini.
Langkah yang diambil di antaranya mendesain kemasan yang ramah untuk daur ulang, mengumpulkan kembali kemasan plastik yang telah beredar, serta menjalin partnership dengan berbagai pihak untuk pengelolaan plastik pasca konsumsi yang lebih baik.
Public Affairs & Community Manager coca-cola Indonesia, Andrew F. Hallatu di acara Kopdar teman kumparan with coca-cola dengan tema "mendaur ulang, mendulang uang" Di FX Sudirman, Jakarta, Minggu (29/9/2019). Foto: Irfan Adi/kumparan
"Kami ingin membuka paradigma baru, bahwa ada pendekatan lain dalam mendaur ulang plastik,” jelas Andrew. “Ketika melihat botol plastik, mereka melihatnya bukan sebagai sampah, tapi bahan baku."
ADVERTISEMENT
Acara Inspiraktif tersebut tidak hanya menghadirkan talkshow, tetapi juga pameran edukatif di mana terdapat berbagai poster dan video seputar plastik pasca produksi dan lingkungan, produk-produk yang dihasilkan dari daur ulang, bahkan aneka bentuk plastik yang melalui proses daur ulang, seperti cacahan atau biji plastik yang bisa dipegang oleh pengunjung.
Kopdar teman kumparan with coca-cola dengan tema "Mendaur Ulang, Mendulang Uang" di FX Sudirman, Jakarta, Minggu (29/9/2019). Foto: Irfan Adi/kumparan
Kopdar teman kumparan with coca-cola dengan tema "Mendaur Ulang, Mendulang Uang" di FX Sudirman, Jakarta, Minggu (29/9/2019). Foto: Irfan Adi/kumparan
Dengan adanya acara ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pengelolaan plastik yang bijak meningkat, sehingga masyarakat dapat bahu membahu dalam mengelola plastik yang selama ini kita gunakan sehari-hari.
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan Coca-Cola.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten