Krakatau Steel dan Posco Korsel Akan Realisasikan Investasi Rp 52,54 Triliun

21 September 2021 16:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Krakatau Steel ekspor baja perdana di 2021 ke Malaysia. Foto: ANTARA/Krakatau Steel
zoom-in-whitePerbesar
PT Krakatau Steel ekspor baja perdana di 2021 ke Malaysia. Foto: ANTARA/Krakatau Steel
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan menggandeng perusahaan asal Korea Selatan, Pohang Iron and Steel Company (Posco) untuk membangun industri klaster produksi baja dengan nilai investasi USD 3,70 miliar atau setara Rp 52,54 triliun (kurs USD 1 = 14.200).
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim, kerja sama kedua belah pihak akan terealisasi pada tahun depan dengan kapasitas produksi mencapai 10 juta ton per tahun.
“Klaster baja 10 juta ton akan terealisasi karena 2022. Krakatau Steel bersama Korsel akan melakukan investasi baru USD 700 juta dalam memproduksi produk turunan HRC dilanjutkan investasi USD 3 miliar untuk menambah fasilitas produksi baja di hulu,” ungkapnya saat peresmian pabrik industri baja di Cilegon, secara virtual Selasa, (21/9).
Silmy mengatakan, konsumsi baja dalam negeri akan semakin tumbuh seiring dengan pembangunan infrastruktur. Berdasarkan catatannya, dalam lima tahun terakhir konsumsi baja tumbuh, dari 50 kilogram per kapita per tahun menjadi 71 kg per kapita per tahun.
ADVERTISEMENT
“Di bawah pimpinan Presiden Jokowi terjadi peningkatan 40 persen konsumsi baja nasional karena upaya pemerintah mendorong infrastruktur,” ucapnya.
Pada saat yang sama, Presiden Jokowi meresmikan pabrik baja baru hot strip mill (HSM) 2 milik PT Krakatau Steel Tbk di Cilegon, Banten. Pabrik baja ini memiliki kapasitas produksi baja hot rolled coil (HRC) 1,5 juta ton per tahun.
Presiden Jokowi meresmikan pabrik baja lembaran panas (hot strip mill) unit 2 milik PT Krakatau Steel. Foto: Kementerian BUMN
Pabrik ini memiliki keunggulan teknologi dari Jerman yang mampu memproduksi baja dengan kualitas premium. Produk baja hasil pabrik yang dibangun dengan investasi sebesar USD 521 juta atau sekitar Rp 7,52 triliun ini mampu menghasilkan ketebalan baja menjadi sangat tipis dari 30-50 milimeter menjadi 1,4-16 milimeter.
Menurut orang nomor satu di Indonesia, teknologi pabrik yang memproduksi hot rolled coil (HRC) ini hanya ada dua di dunia. Selain itu, seluruh produksi baja hanya dipantau melalui satu ruangan yang berisi komputer server dan CCTV.
ADVERTISEMENT
“HSM 2 Krakatau Steel dibangun menggunakan teknologi modern dan terbaru di industri baja. Hanya ada dua di dunia, pertama di Amerika Serikat dan kedua di Indonesia,” kata Jokowi saat membuka peresmian Pabrik Industri Baja Krakatau Steel.
Menurut Jokowi, keberadaan pabrik baja baru milik Krakatau Steel akan meningkatkan ekonomi secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Apalagi, saat ini pemerintah tengah menggencarkan pertumbuhan industri kendaraan listrik.
“Dalam lima tahun terakhir kebutuhan baja kita meningkat hingga 40 persen tadi sudah disampaikan pak dirut dipacu pembangunan infrastruktur,” lanjutnya.