news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Krisis Politik di Italia Dorong Pelemahan Wall Street

30 Mei 2018 7:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Pasar saham Amerika Serikat (AS0 atau Wall Street merosot lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Selasa (29/5). Indeks S&P dan Dow Jones tercatat mengalami penurunan terbesar dalam bulan ini akibat proyeksi kuartal kedua yang cenderung melambat pada bank terbesar di AS, JP Morgan, serta adanya kekhawatiran politik di Italia.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Rabu (30/5), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 406,82 poin atau 1,64% menjadi 24.346,27, indeks S&P 500 (SPX) turun 34,69 poin atau 1,27% menjadi 2.686,64 dan Nasdaq Composite (IXIC) turun 46,84 poin atau 0,63% di 7.387,02.
Krisis politik di Roma Italia, dan ancaman terhadap proyek yang bernilai miliaran Euro memicu imbal imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS (US Treasury) bertenor sepuluh tahun terus menurun dan pada gilirannya mendorong kerugian pada sejumlah bank di AS.
Saat ini saja, indeks Dow turun 1,7% dan S&P turun 1,3%, tercatat sebagai penurunan harian terbesar sejak 24 April dan yang pertama lebih dari 1% pada bulan ini.
Tak hanya itu, berdasarkan indeks volatilitas Chicago Board Options Exchange (CBOE) atau VIX, volatilitas pasar saham AS saat ini sebesar 17,13 poin, meningkat dari sebelumnya yang hanya 3,9 poin. Ini merupakan gejolak tertinggi sejak 3 Mei.
Ilustrasi Wall Street (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street (Foto: Pixabay)
"Pasar akan melihat lebih banyak hari seperti ini. Ini adalah tahun 2018, berbeda dengan tahun 2017 di mana kami tidak memiliki volatilitas ketegangan, atau nol," ujar Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma.
ADVERTISEMENT
Yield pada US Treasury sepuluh tahun juga di bawah 2,8%, tercatat sebagai level terendah, setelah beberapa waktu lalu berada di level tertinggi sebesar 3,13%.
Gejolak di Wall Street telah terjadi sejak awal Februari lalu, didorong oleh serangan Presiden AS Donald Trump terhadap perdagangan China dan kekhawatiran terhadap Korea Utara. Namun, pergerakan itu perlahan berkurang. Dow turun lebih dari 1% pada lima hari di masing-masing Februari dan Maret, tapi hanya turun tiga kali selama April. Pada pekan lalu, VIX dibuka pada titik terendah sejak akhir Januari, yakni hanya 13 poin, jauh lebih rendah dibandingkan dengan puncaknya yang mencapai 50 poin pada 6 Februari.
Saham JP Morgan turun lebih dari 4,6% merupakan penurunan terbesar sejak aksi jual Februari dan bank-bank besar lainnya mendorong persentase indeks perbankan S&P turun hingga dua digit.
ADVERTISEMENT
Indeks sektor energi S&P juga turun lebih dari 1,9% imbas pasokan yang menurun serta berharap Arab Saudi dan Rusia dapat memompa lebih banyak minyak mentah untuk mengkompensasi potensi kekurangan pasokan. Saham Exxon turun 1%, saham Chevron turun 1,3%, dan Halliburton tergelincir 0,9%.