Laba Adira Finance Anjlok 50 Persen Jadi Rp 211 Miliar di Kuartal I 2021

30 April 2021 15:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu gedung Adira Finance di Jakarta Selatan. Foto: Dok. Wikimedia/Akhmad Fauzi
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu gedung Adira Finance di Jakarta Selatan. Foto: Dok. Wikimedia/Akhmad Fauzi
ADVERTISEMENT
Perusahaan pembiayaan kendaraan, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance mencatatkan penurunan kinerja sepanjang kuartal I 2021. Pandemi masih menjadi penyebab tergerusnya kinerja bisnis perusahaan yang telah beroperasi sejak 1991 silam.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Adira Finance, Hafid Hadeli menyampaikan, penjualan atau pembiayaan perusahaan turun 35 persen sepanjang kuartal I 2021 menjadi Rp 5,4 triliun, dibanding periode tahun sebelumnya Rp 8,4 triliun.
“Kuartal I ini situasinya masih belum membaik. Kalau kita ketahui diperkirakan pertumbuhan ekonomi masih negatif di kuartal I,” katanya saat konferensi pers virtual kinerja kuartal I 2021, Jumat (30/4).
“Kami pun secara penjualan turun 35 persen dengan penjualan Rp 5,4 triliun dibanding Rp 8,4 triliun pada kuartal I 2020,” sambungnya.
Hafid menambahkan, penjualan di roda dua turun 18 persen dan empat roda 21 persen sepanjang kuartal I 2021 dibanding periode sama pada tahun sebelumya. Namun, Hafid tak merinci lebih lanjut terkait berapa besar volume penjualan kedua kendaraan tersebut.
Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli. Foto: Selfy Momongan/kumparan
Sementara itu, restrukturisasi perusahaan mengalami perbaikan dengan jumlah mayoritas 80 persen pembiayaan telah lunas.
ADVERTISEMENT
“Jadi mayoritas hasil restrukturisasi sudah berjalan normal,” kata Hafid.
Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila menyebut laba bersih perseroan sepanjang kuartal I 2021 sebesar Rp 211 miliar. Angka itu terkoreksi 59,4 persen dibandingkan priode yang sama tahun lalu sebesar Rp 520,1 miliar.
“Keseluruhan kuartal I kami membukukan laba Rp 211 miliar banyak terjadi penurunan baik fee based income,” katanya.
Ia menjelaskan penyebab penurunan kinerja perusahaan yaitu penurunan permintaan. Selain itu, ia juga mengakui terus melakukan efisiensi operasional perusahaan serta melakukan cadangan kas.
"Memang secara umum walaupun mendapat perbaikan di bisnis environment tapi secara keseluruhan belum balik seperti pre-COVID-19 itu berdampak ke kinerja kami," ujarnya.