Laba Bersih Naik jadi Rp1,47 T di Kuartal I 2022, Saham Antam Langsung Melesat!

23 Mei 2022 9:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menunjukkan emas batangan 25 gram sebelum dijual di Butik Emas Logam Mulia Antam. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Warga menunjukkan emas batangan 25 gram sebelum dijual di Butik Emas Logam Mulia Antam. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
Saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam pada perdagangan pagi ini langsung melesat 4,82 persen ke 2.600. Hal tersebut lantaran Antam baru saja merilis laporan keuangan kuartal I 2022 yang ciamik.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dikutip kumparan, Senin (23/5), Antam mencatatkan laba tahun berjalan di kuartal I 2022 sebesar Rp 1,47 triliun atau naik 132 persen dari capaian tahun lalu di periode yang sama sebesar Rp 630,38 miliar.
Di mana manajemen perseroan mengatakan tercapainya peningkatan laba bersih itu lantaran optimalisasi tingkat penjualan serta pengelolaan biaya beban pokok penjualan dan usaha yang optimal serta katalis positif dari kenaikan harga komoditas global.
“Implementasi strategi operasional yang tepat mendukung pertumbuhan profitabilitas seluruh segmen operasi utama Antam yang berbasis komoditas nikel, emas, dan bauksit,” tulis manajemen.
Karyawan menunjukan emas batangan yang dijual di Butik Emas Antam, Kebon Sirih, Jakarta. Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Tak Tanya itu, Antam juga mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 9,75 triliun di kuartal I 2022 atau naik 6 persen secara year on year.
ADVERTISEMENT
Di mana penjualan domestik menjadi penyumbang capaian yang dominan sebesar Rp 7,42 triliun tau berkontribusi 76 persen dari total penjualan bersih Antam.
Begitu juga dental segmentasi komoditas, penjualan emas Antam menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih sebesar 60 persen tau setara Rp 5,88 triliun.
DIsusul dengan feronikel yang mencatatkan penjualan sebesar Rp 1,86 triliun tau 19 persen, bijih nikel sebesar Rp 1,62 persen atau 17 persen, serta segmen bauksit dan alumina sebesar Rp 299,4 miliar a tau 3 persen.