Laba Bersih PTBA Rp 1,73 Triliun pada Kuartal III 2020, Anjlok 44,19 Persen

6 November 2020 10:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah kapal tongkang membawa batu bara yang menunggu masuk bongkar muat di pelabuhan tanjung priok. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah kapal tongkang membawa batu bara yang menunggu masuk bongkar muat di pelabuhan tanjung priok. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bukit Asam Tbk (Persero) atau PTBA mencatatkan perolehan laba bersih Rp 1,73 triliun pada kuartal III 2020. Laba bersih ini anjlok 44,19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 3,10 triliun.
ADVERTISEMENT
Anjloknya laba bersih PTBA per September ini dikarenakan pendapatan perusahaan dari penjualan batu bara juga turun. Perusahaan mencatat, pendapatan sepanjang 9 bulan ini sebesar Rp 12,85 triliun atau tergerus 20,92 persen dari tahun periode yang sama tahun lalu Rp 16,25 persen.
"Namun, alhamdulillah di tengah pandemi yang mengganggu bisnis kita, kita masih bisa bukukan keuntungan Rp 1,73 triliun di September 2020. Ini harus kita syukuri karena tidak banyak BUMN atau swasta yang bisa survive dan kita masih untung," kata Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin dalam konferensi pers Paparan Kinerja Kuartal III 2020 secara virtual, Jumat (6/11).
Arviyan menuturkan, selama kuartal III 2020, produksi batu bara 19,4 juta ton dan mengalami penurunan 10 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari sisi penjualan juga turun 19 persen dari 26 juta ton menjadi hanya 18,6 juta ton.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arviyan Arifin, saat memaparkan potensi investasi batubara, di tambang Peranap PT Bukit Asam di Kabupaten Inhu, Riau. Foto: Antara/FB Anggoro
Penjualan batu bara PTBA mengalami penurunan karena permintaan dari domestik seperti PT PLN (Persero) berkurang hingga 50 persen, sebab konsumsi listrik juga turun selama masa pandemi. Begitu pun permintaan ekspor, beberapa negara tujuan yang melakukan lockdown membuat PTBA tidak bisa mengirim batu bara ke sana.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dari sisi bisnis angkutan batu bara, relatif tidak terganggu. Arviyan menyebut volumenya mencapai 17,7 juta ton.
"Ini dampak dari rendahnya permintaan dan rendahnya harga jual selama masa pandemi, berpengaruh pada revenue kita menjadi Rp 12,8 triliun, lebih rendah dibandingkan kuartal III 2019 Rp 16,2 triliun. Tapi harus disyukuri karena kita masih untung," terangnya.