Laba Operasional MRT Jakarta Capai Rp 75 Miliar di 2020

5 Januari 2021 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas mencuci kereta di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (4/3).  Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
zoom-in-whitePerbesar
Petugas mencuci kereta di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (4/3). Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Capaian keuangan PT MRT Jakarta sepanjang 2020 masih positif. Di tengah pandemi COVID-19, total pendapatan usaha MRT Jakarta masih mencapai Rp 1,078 triliun per 31 Desember 2020.
ADVERTISEMENT
Sementara total beban pokok perusahaan sebesar Rp 1,003 triliun. Perseroan berusaha melakukan efisiensi sehingga masih mendapatkan laba operasional Rp 75,113 miliar.
“Jadi dari tadinya target sebenarnya biaya operasi kita itu Rp 1,5 triliun, itu kita tekan jadi Rp 1 triliun. Sehingga kita masih bisa mendapatkan laba operasional sebesar kurang lebih Rp 75 miliar,” kata Direktur Utama MRT Jakarta, William Sabandar, saat konferensi pers secara virtual, Selasa (5/1).
William mengungkapkan, dalam kondisi tersebut EBITDA mencapai Rp 416 miliar. Ia mengatakan bahwa angka tersebut lebih tinggi dari target yang sebelumnya sudah direvisi yaitu Rp 370 miliar.
William menjelaskan, capaian keuangan tersebut memang belum diaudit atau sifatnya hanya pertanggungjawaban ke publik. Sehingga masih terbuka terjadinya perubahan saat selesai diaudit oleh pihak terkait.
ADVERTISEMENT
Auditednya mungkin sekitar Februari dan akan kita finalkan sebelum RUPS MRT di 31 Maret 2021,” ungkap William.
Dirut MRT Jakarta, William Sabandar. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Meski begitu, William yakin keuangan MRT tetap baik. Ia menjelaskan total pendapatan yang didapat tersebut berasal dari tiket, nontiket, dan dari subsidi. William menegaskan bahwa pihaknya memang bertekad memastikan cash flow, layanan, hingga proteksi terhadap karyawan berjalan maksimal di tengah pandemi COVID-19.
“Jadi resepnya yaitu memaksimalkan pendapatan dari nontiket. Kedua, melakukan efisiensi di segala lini dan kita bisa melakukan efisiensi yang sangat signifikan, mengurangi rencana pengeluaran yang tidak penting, yang belum prioritas yang bisa kita tunda, sehingga kita bisa memastikan cash flow terus berjalan dan EBITDA positif,” terang William.