Laporan Kinerja Emiten Mengecewakan, Wall Street Anjlok

29 Juli 2020 6:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja melihat pergerakan saham dari layar monitor di Wall Street di New York City. Foto: Eisele / AFP
ADVERTISEMENT
Ketiga indeks Wall Street kembali ditutup anjlok pada Selasa (28/7). Investor khawatir dengan data kepercayaan konsumen, hasil kinerja emiten yang mengecewakan, hingga perselisihan di Kongres AS terkait rencana stimulus lanjutan imbas pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Rabu (29/7), Dow Jones Industrial Average turun 205,49 poin atau 0,77 persen menjadi 26.379,28, indeks S&P 500 kehilangan 20,97 poin atau 0,65 persen menjadi 3.218,44, dan Nasdaq Composite turun 134,18 poin atau 1,27 persen menjadi 10.402,09.
Perusahaan industri 3M Co (MMM.N) membebani Dow, sahamnya turun 4,8 persen setelah melaporkan permintaan kuartal II yang anjlok di seluruh bisnisnya.
Saham McDonald's Corp (MCD.N) turun 2,5 persen setelah melaporkan penurunan penjualan di seluruh tokonya secara global.
Selain itu, investor juga cemas menanti data kepercayaan konsumen AS Juli 2020 yang baru akan dirilis hari ini. Mereka khawatir data tersebut melemah imbas virus corona. Investor juga menanti hasil pertemuan dari Federal Reserve selama dua hari ini.
ADVERTISEMENT
"Ini mungkin bukan tempat yang buruk untuk mengambil keuntungan dan membangun kembali likuiditas, karena salah satu dari ketiga peristiwa itu dapat menyebabkan volatilitas," kata Sameer Samana, Ahli Strategi Pasar Global Senior di Wells Fargo Investment Institute, St. Louis.
Warga menggunakan masker mengisi surat suara pemilihan Presiden Amerika Serikat di Ottawa, Illinois, Amerika Serikat. Foto: REUTERS / Daniel Acker
Sementara itu, Florida melaporkan jumlah kematian akibat virus corona mencetak rekor tertinggi harian, serta di Texas virus corona ini telah menginfeksi lebih dari 400.000 orang.
Mark Luschini, kepala strategi investasi di Janney Montgomery Scott di Philadelphia, menyebut lonjakan kasus di AS akan berdampak pada sektor keuangan dan bisnis.
Tak hanya itu, di satu sisi para anggota Kongres AS juga memperdebatkan proposal bantuan senilai USD 1 triliun. Keputusan mengenai stimulus lanjutan diharapkan segera ditetapkan, mengingat bantuan fiskal bagi warga AS hanya akan berlaku hingga akhir Juli ini.
ADVERTISEMENT
"Harus ada kompromi luar biasa dari kedua belah pihak untuk mencapai persetujuan," kata Luschini, mencatat reses kongres dijadwalkan Agustus, menambah tekanan tenggat waktu.
Saham Pfizer Inc (PFE.N) naik 3,9 persen, setelah perusahaan menaikkan perkiraan pendapatan selama setahun ini, sehari setelah mengumumkan studi global untuk mengevaluasi kandidat vaksin COVID-19.
Di bursa AS, sebanyak 9,28 miliar saham berpindah tangan, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 10,56 miliar untuk 20 sesi terakhir.