Larangan Ekspor Bauksit Berlaku Juni 2023, Tapi 10 Smelter Masih Konstruksi

18 November 2022 13:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fasilitas penampungan barang curah berupa semen milik PT Semen Indonesia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas penampungan barang curah berupa semen milik PT Semen Indonesia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Wendiyanto Saputro/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan larangan ekspor komoditas bauksit akan berlaku mulai Juni 2023. Meski begitu, pemerintah masih berupaya mempercepat tahap konstruksi pabrik pemurnian mineral atau smelter.
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara (Minerba), Irwandy Arif, menilai pengembangan industri hilirisasi minerba di Indonesia tidak mudah lantaran menemui banyak tantangan.
Irwandy melaporkan Indonesia baru memiliki 21 smelter yang dikelola Kementerian ESDM hingga tahun 2021, selebihnya dikelola secara independen atau milik sektor swasta. Salah satunya smelter bauksit yang hanya berjumlah 2-3 unit saja.
Sementara itu, 32 unit smelter masih dalam tahap konstruksi. Khusus smelter bauksit, kata dia, masih butuh tambahan 10 smelter untuk mempersiapkan kebijakan larangan ekspor.
"Masih ada 9-10 yang dalam konstruksi, apakah ini akan selesai karena pelarangan penjualan biji bauksit di Juni 2023. Dan ini sangat menentukan hilirisasi ke depan," ujar Irwandy saat Launching Buku Kajian Manufaktur dan Pariwisata, Jumat (18/11).
ADVERTISEMENT
Irwandy melanjutkan, pihaknya akan menambahkan sekitar 7 fasilitas pemurnian mulai dari bauksit, nikel, timah, seng dan lain sebagainya. Kemudian untuk pabrik hilirisasi batu bara terdapat 1 proyek yang sedang dikembangkan untuk gasifikasi menjadi produk dimetil ether (DME).
Menurut dia, pengembangan industri hilirisasi memberikan hasil positif untuk Indonesia, terlihat dari penerimaan negara dari sektor minerba meningkat tajam di tahun 2021.
"Tapi kita harus hati-hati, bukan hanya peningkatan tapi sangat sensitif kepada harga dan ini bisa berubah setiap saat secara drastis," ungkapnya.
Irwandy memaparkan, perubahan harga komoditas dilaporkan setiap bulan kepada Menteri ESDM. Adapun untuk bulan ini, kata dia, hampir 70 persen harga komoditas mengalami penurunan harga dibandingkan bulan lalu.
"Hanya sekitar 30 persen yang naik. Ini bukan hal yang mudah karena hasil daripada hilirisasi sangat tergantung pada harga dan harga tidak bisa dikontrol," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan saat ini pemerintah tengah menyiapkan aturan untuk larangan ekspor komoditas seperti bauksit, timah, dan tembaga. Hasil pembahasan tersebut akan diumumkan November nanti.
"Mungkin selesainya akan kami laporkan pada bulan November (tahun ini). Kami akan sampaikan pada November," kata Bahlil ketika ditemui pasca memberi orasi ilmiah di Universitas Indonesia, Rabu (5/10).
Bahlil mengatakan, di dalam regulasi yang tengah disiapkan pemerintah itu, akan didiskusikan soal sistem hilirisasi industri di Indonesia, termasuk ekosistem dan pohon hilirisasinya akan sejauh mana.