Lebih Besar dari Jiwasraya, Erick Thohir Ungkap Kasus ASABRI Rugikan Rp 17 T

22 Desember 2020 12:11 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung ASABRI. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gedung ASABRI. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri BUMN Erick Thohir pagi ini menyambangi kantor Jaksa Agung ST Burhanuddin di Jakarta Selatan, Selasa (22/12). Kedatangannya untuk membicarakan kasus dugaan korupsi di PT ASABRI (Persero) yang ditaksir lebih besar dari skandal Jiwasraya, kerugiannya mencapai Rp 17 triliun.
ADVERTISEMENT
Erick mengatakan, jumlah kerugian di ASABRI sebesar Rp 17 triliun berdasarkan hasil audit dan investigasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang telah dilaporkan ke dirinya dan Kejagung.
"Tentu hasil audit BPKP yang sudah ada (dilakukan) sebelum direksi (ASABRI) yang baru," kata dia kepada wartawan di Gedung Kejagung RI, Selasa (22/12).
Pada kesempatan yang sama, Burhanuddin mengamini besaran kerugian dari kasus dugaan korupsi di ASABRI tersebut yang nilainya lebih besar dari kasus Jiwasraya.
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Sebelum ASABRI, Kejagung lebih dulu menangani kasus Jiwasraya dan sudah menjerat para terdakwa dengan kerugian mencapai Rp 16,8 triliun berdasarkan investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Kami sudah dapatkan tentang hasil investigasi BPKP, kerugian sekitar Rp 17 triliun, lebih banyak sedikit dari Jiwasraya," ujar Burhanuddin.
ADVERTISEMENT
Burhanuddin mengatakan, untuk menangani kasus ASABRI, pihaknya akan memetakan lebih dulu duduk perkaranya dengan jelas, termasuk aset-aset BUMN tersebut. Ini dilakukan agar operasional perusahaan tidak terganggu sebab banyak dana pensiunan veteran TNI yang dikelola di sana.
Dia sempat menyinggung mengenai adanya dugaan calon tersangka untuk kasus ini yang menurutnya hampir sama dengan kasus korupsi di Jiwasraya. Tapi, dia enggan menyebut namanya, hanya saja berasal dari swasta dan internal Asabri.
"Jadi, dugaan calon tersangka itu hampir sama antara Jiwasraya dan ASABRI. Kenapa kami diminta menangani (kasus ASABRI) karena ada kesamaan (dengan Jiwasraya). Dari swasta dan jujur saja dari direksi pasti ada," katanya.
Kasus dugaan korupsi di ASABRI mencuat sejak akhir tahun lalu, bersamaan dengan ramainya kasus Jiwasraya. Kala itu, Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) menyebut potensi kerugiannya mencapai Rp 16,7 triliun.
ADVERTISEMENT
Pada Januari 2020, Letjen (Purn) Sonny Widjaja yang merupakan Direktur Utama ASABRI kala itu langsung menggelar konferensi pers singkat di kantornya. Dia mengancam akan menggugat pihak-pihak yang membuat kegaduhan terkait isu dugaan korupsi di Asabri.
Sonny yang melakukan konferensi pers singkat di kantornya mengatakan, ancaman ditujukan pada pihak-pihak yang membicarakan ASABRI tanpa data valid. Tapi, Sonny tak menjelaskan apa yang dimaksud data tersebut, apakah termasuk dugaan korupsi dan kerugian perusahaan Rp 16,7 triliun atau bukan.