news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Lelang Blok Migas Ditunda Gara-gara Corona

8 April 2020 14:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
ADVERTISEMENT
Merebaknya virus corona berdampak pada rencana penawaran Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi (WK Migas). Penawaran ditunda mengingat hampir semua stakeholder Work From Home dan social distancing.
ADVERTISEMENT
"Proses persiapan Penawaran WK Migas Konvensional Tahap I Tahun 2020 terus dilakukan. Pemerintah juga tengah mematangkan kebijakan terbaik sebagai upaya meningkatkan minat BU/BUT dalam Penawaran WK Migas tersebut," kata Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi berdasarkan keterangan tertulisnya, Rabu (8/4).
Terkait penawaran WK migas, Agung menyebut Pemerintah tengah menyiapkan Terms&Conditions yang menarik, seperti terkait firm commitment, besaran signature bonus, juga skema kontrak.
Selain itu, pemerintah juga sedang mengkaji stimulus untuk mendorong dan meningkatkan investasi hulu migas terutama pada kondisi wabah pandemi COVID-19 ini.
"Adapun untuk pelaksanaan lelangnya, akan dijadwalkan ulang, mengingat kebijakan penerapan social distancing dan masih banyak stakeholder yang WFH," ujar Agung.
Ilustrasi pengeboran minyak dan gas Foto: Wikimedia Commons
Agung mengungkapkan sampai saat ini Direktorat Jenderal Migas mencatat terdapat 10 kandidat calon WK Migas Konvensional, yang direncanakan akan ditawarkan pada lelang WK Migas Konvensional Tahap I Tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Selain adanya pandemi COVID-19, faktor penurunan harga minyak dunia juga menjadi pertimbangan Kementerian ESDM menentukan waktu yang tepat mengumumkan penawaran WK Migas tersebut.
"Bisnis migas punya risiko tinggi sehingga perlu persiapan teknis dan finansial untuk meminimalisir risiko kegagalan ke depannya. Pemerintah tidak ingin kegiatan eksplorasi dan eksploitasi berhenti di tengah jalan sehingga malah mengganggu investasi di sektor hulu migas Indonesia," tutur Agung.