Lindungi LinkAja, Kementerian BUMN Minta Relaksasi Penerapan QRIS

7 Oktober 2019 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dompet digital Linkaja. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dompet digital Linkaja. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan aturan tentang pedoman implementasi Quick Response (QR) Code Indonesian Standard (QRIS).
ADVERTISEMENT
Dengan adanya standarisasi ini, BI tak lagi membeda-bedakan QR Code yang ada di bank dengan Fintech. Keduanya akan saling berhubungan karena interkoneksi.
Implementasi QRIS secara nasional akan efektif berlaku mulai 1 Januari 2020. Hal ini untuk memberikan masa transisi persiapan bagi penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP).
Namun, Deputi Jasa Keuangan, Survei, dan Konsultan Kementerian BUMN Gatot Trihargo, mengaku masih belum siap menerapkan standarisasi QRIS di tahun depan.
“Ada hal-hal yang sedang kita pelajari. Jadi, kan kita juga punya QR Code, yaitu LinkAja, investasinya juga enggak kecil dan kita mau dapatkan minimal customer based dulu,” katanya saat ditemui di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (7/10).
Deputi BUMN, Gatot Trihargo. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Lebih lanjut dia menjelaskan, dengan adanya QRIS, maka LinkAja harus bersaing dengan kompetitor lain. Para pesaing ini, lanjutnya, cenderung menggunakan strategi pemasaran dengan bakar uang. Hal tersebut, tidak dilakukan LinkAja.
ADVERTISEMENT
Karenanya, jika diterapkan QRIS, maka LinkAja dipastikan akan kalah. Apalagi ada satu kompetitor LinkAja yang saat ini berstatus unicorn.
“Kita perlu secure minimal untuk customer based BUMN dulu. Kalau enggak, kita enggak akan balik modal karena bersaing dengan istilahnya yang bakar uang. Kita enggak pakai cara itu, makanya agak berat nanti kalau mau mengimbangi,” tambahnya.
Untuk itu, Gatot meminta agar aturan QRIS ini direlaksasi. Minimal, untuk memperkuat customer based agar perseroan bisa balik modal. Selain itu, guna memperkuat perusahaan, Gatot mengatakan LinkAja nantinya akan difokuskan sebagai alat pembayaran di dalam keseharian, salah satunya sektor transportasi.
“Kan tidak murah kami investasi, yang lain sudah unicorn. Kita minta semacam relaksasi lah nanti,” tutupnya.
ADVERTISEMENT