news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Logistik Masih Menjadi Persoalan UKM di Luar Jawa

12 Februari 2020 20:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelaku usaha mikro kecil (UMK) berizin yang memamerkan produknya di Pameran UKM Expo di Balai Kartini, Jakarta, Minggu (21/7). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelaku usaha mikro kecil (UMK) berizin yang memamerkan produknya di Pameran UKM Expo di Balai Kartini, Jakarta, Minggu (21/7). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Koperasi dan UKM mengakui adanya permasalahan yang masih kerap terjadi bagi pelaku UKM di luar Pulau Jawa. Hal ini tentu saja menghambat pertumbuhan UKM, padahal potensinya dinilai besar.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kemenkop dan UKM, Victoria Simanungkalit menyampaikan, pada umumnya tantangan yang paling besar yaitu tentang logistik.
"Terutama di logistik. Mungkin dari segi produk mereka sudah punya pasar. Tapi begitu ditambah dengan biaya logistik ini menjadi tantangan," katanya saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (12/2).
IDX Economic Forum Road Map UMKM 2020-2024 di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (12/2). Foto: Abdul Latif/kumparan
Kemenkop dan UKM saat ini masih mengkaji mengenai persoalan logistik. Ke depan ia berencana melakukan efisiensi dari sisi logistik.
"Ini sedang menjadi PR pemerintah untuk bagaimana mengkonsolidasi kargonya. Untuk mereka masuk ke pasar dengan biaya kargo yang lebih bersaing," sambungnya.
Selain dari sisi logistik, persoalan lain yang tak kalah penting adalah penetrasi teknologi, seperti internet misalnya. Victoria mengakui persoalan teknologi di Jawa jauh lebih siap dibandingkan di luar Jawa.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Victoria yakin sumber daya di luar Jawa memiliki potensi yang menjanjikan. Namun hal tersebut dengan catatan adanya perbaikan dari segi kualitas produk.
"Ikan kita, hasil hutan. ini yang perlu kita modifikasi supaya bisa bersaing," tuturnya.
Berdasarkan catatannya, UKM di Indonesia mencapai 60.702 pelaku dengan total kontribusi ekspor 10,85 persen. Adapun khusus kelas merupakan usaha beromzet Rp 2,5 miliar hingga Rp 50 miliar per tahun dengan aset lebih dari Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar.