Lonjakan Harga Tiket Pesawat Berpotensi Hambat Pemulihan Pariwisata

29 Juni 2022 12:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah calon penumpang pesawat antre di loket lapor diri Terminal 2 keberangkatan domestik Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (30/4/2022). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah calon penumpang pesawat antre di loket lapor diri Terminal 2 keberangkatan domestik Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Sabtu (30/4/2022). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan 550 juta wisatawan nusantara tahun ini. Target ini meningkat dari realisasi tahun lalu 525 juta orang. Di sisi lain, harga tiket pesawat sudah mulai merangkak naik seiring dengan longgarnya mobilitas orang.
ADVERTISEMENT
Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira menilai lonjakan harga tiket pesawat dapat menghambat pemulihan pariwisata.
“Persoalan naiknya harga tiket bisa hambat pemulihan di berbagai sektor pariwisata. Ada korelasi antara naiknya biaya penerbangan dengan tingkat hunian kamar di hotel khususnya destinasi wisata luar jawa,” kata Bhima kepada kumparan, Rabu (29/6).
Situasi tersebut menurutnya juga cukup berimbas terhadap penyerapan tenaga kerja dan berbagai omzet pelaku usaha kecil di daerah. Dia mengusulkan pemerintah dapat memberikan berbagai keringanan ke maskapai penerbangan dalam bentuk pembebasan sementara berbagai tarif pengelolaan bandara.
Sejumlah calon penumpang pesawat berjalan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (18/5/2022). Foto: Fauzan/Antara Foto
“Kemudian penurunan tarif PPN tiket pesawat hingga airport tax. Jadi beban yang ditanggung penumpang bisa turun juga,” ujarnya.
Sementara Ekonom Center of Reform (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet melihat korelasi antara lonjakan harga tiket pesawat dengan target pemulihan pariwisata tergantung dari berapa lama dan tinggi kenaikan tarif pesawat yang saat ini terjadi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, saat ini belum puncaknya musim liburan, terutama para pekerja sehingga dia menilai saat ini wisatawan akan mempertimbangkan akan mempertimbangkan untuk menunda liburan mereka.
“Mereka akan melihat situasi dulu dan juga momentum untuk melakukan liburan. Menurut saya tentu jika tarif yang tinggi ini terjadi terutama di momentum momentum liburan seperti misalnya di akhir tahun nanti maka ini juga akan ikut mempengaruhi kunjungan wisatawan,” kata dia.