LPS Ingatkan Risiko Simpan Dolar AS di Singapura & Thailand: Tidak Dijamin!

7 Desember 2022 12:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Sadewa dalam LPS Banking Award 2022 di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (29/11).  Foto:  LPS
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Sadewa dalam LPS Banking Award 2022 di Hotel Kempinski, Jakarta, Selasa (29/11). Foto: LPS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menaikkan tingkat bunga penjaminan valuta asing (valas) 100 basis poin (bps) menjadi 1,75 persen.
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Komisioner LPS, Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan nilai simpanan yang dijamin LPS jauh lebih tinggi, baik secara nominal maupun secara relatif terhadap PDB per kapita, dibandingkan otoritas penjaminan simpanan di Thailand dan Singapura. Menurutnya, Singapura dan Thailand juga tidak menjamin simpanan dalam bentuk dolar AS.
“Indonesia menjamin simpanan dalam mata uang asing, termasuk dalam USD, sedangkan Thailand dan Singapura tidak menjamin simpanan dalam mata uang asing,” kata Purbaya dalam konferensi pers virtual, Rabu (7/12).
Purbaya mengingatkan, masyarakat untuk hati-hati menyimpan simpanan dolar AS di Singapura karena tidak dijamin. Singapura akan menjamin jika uang dolar AS dikonversi ke Singapura, sama seperti Thailand akan menjamin jika dikonversi ke mata uang lokal.
ADVERTISEMENT
“Batasnya juga 75 ribu dolar Singapura, atau Rp 880 juta. Program penjaminan LPS jauh lebih baik daripada tetangga kita, hanya saja mungkin beberapa investor atau yang punya uang enggak tahu, merasa tertarik padahal uangnya tidak dijamin,” lanjutnya.
Purbaya menekankan, fundamental ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan Singapura dan Thailand. Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi, inflasi yang lebih rendah, dan debt-to-GDP ratio lebih rendah daripada Indonesia dan Thailand.
“Kalau kita lihat Singapura di kuartal III (2022) tumbuh 4,1 persen, kita (Indonesia) 5,7 persen. Inflasi kita 5,2 persen, Singapura inflasinya tinggi 7,3 persen, Thailand juga (7,3 persen),” ujarnya.
LPS melaporkan suku bunga pasar (SBP) valas naik menjadi 1,37 persen pada November 2022. Kenaikan ini merespons untuk mengatasi gejolak inflasi global, khususnya di negara maju.
ADVERTISEMENT
"Permintaan valas domestik untuk mendanai kredit meningkat signifikan seiring surplus neraca perdagangan nasional yang mencetak positif. Kurva permintaan pasar yang bergeser ke kanan turut mengerek suku bunga simpanan valas domestik," tandas Purbaya.