Luhut Bangga RI Kantongi Rp 4.692 Triliun dari Hasil G20

17 Januari 2023 16:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan gelar konferensi pers di media center KTT G20, Bali, Selasa (15/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan gelar konferensi pers di media center KTT G20, Bali, Selasa (15/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pertemuan G20 menghasilkan kinerja positif bagi Indonesia. Dia menilai hasil pertemuan G20 di luar ekspektasi.
ADVERTISEMENT
Luhut mengatakan, capaian pada forum tersebut membuat sekelompok orang di ajang World Economic Forum di Swiss kagum. Kesepakatan di G20 mencakup proyek bilateral dan multilateral.
"Bilateral itu adalah Indonesia dengan negara-negara tertentu. Itu ada kesepakatan 140 proyek senilai USD 71,4 miliar (atau Rp 1.082 triliun, asumsi kurs Rp 15.165 per USD), dan multilateral 226 proyek itu nilainya USD 238 miliar (atau Rp 3.600 triliun)," ujar Luhut dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia di SICC, Selasa (17/1).
Dari ajang Presidensi G20 tersebut, Indonesia mengantongi komitmen investasi senilai USD 309,4 miliar atau sekitar Rp 4.692 triliun. Oleh karena itu, Luhut mengajak semua pihak untuk selalu mau bekerja sama.
ADVERTISEMENT
"Saya minta teman-teman untuk mulai melihat hilirisasi, melihat digitalisasi, melihat hasil G20. Kita semua harus kompak, kita semua bahu membahu," katanya.
Dari pertemuan di Davos, Luhut menyampaikan banyak pihak yang mengapresiasi kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Oleh karena itu, mereka menginginkan kepemimpinan Indonesia bisa masuk ke negara berkembang.
"Mereka semua terkagum-kagum karena itu semua saya berikan breakdown daripada setiap item ini, kerja sama dengan negara mana, dan Presiden sudah memerintahkan untuk eksekusi semua ini," jelasnya.