Luhut Beberkan Penyebab Pariwisata RI Kalah dari Thailand

27 November 2020 11:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (6/1) Foto: Darin Atiandina/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (6/1) Foto: Darin Atiandina/kumparan
ADVERTISEMENT
Thailand merupakan salah satu negara dengan sektor pariwisata yang cukup maju. Pada tahun lalu, wisatawan asing yang berkunjung ke negeri Gajah Putih itu sebanyak 39 juta orang, sementara turis asing ke Indonesia kurang dari separuhnya atau sekitar 16,11 juta.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pariwisata Indonesia sebetulnya tak kalah menarik dengan Thailand. Namun, destinasi wisata Indonesia masih kurang familiar dibanding Thailand.
“Ini dari segi alam petualangan Thailand enggak mungkin lebih Indah dari kita. Tapi kita kurang jual Indonesia,” katanya saat Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), Jumat (27/11).
Luhut menuturkan beberapa destinasi pariwisata yang sangat menarik, namun belum banyak diketahui oleh wisatawan asing, seperti Labuan Bajo dan Mandalika. Selain itu, Luhut mengungkapkan persoalan infrastruktur di sektor pariwisata Indonesia.
“Karena banyak hal tadi masalah infrastruktur, ramah tamahan, belanja juga masih Thailand, MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) masih Thailand, kebudayaan masih Thailand masak budaya kita kalah dengan mereka, tidak ada cerita itu,” sambungnya.
Labuan Bajo. Foto: Kemenparekraf
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama menyinggung masalah industri pariwisata Indonesia yang tertinggal jauh dari Thailand.
ADVERTISEMENT
Bahkan, kata dia dalam pembukaan Festival UMKM kumparan, Thailand memiliki akses penerbangan yang lebih mudah dijangkau bagi wisatawan Eropa, dibandingkan Indonesia.
Memang, pada tahun 2018, Thailand mampu menyerap 38,3 juta wisatawan, sementara Indonesia hanya 15,81 juta, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
“Kita sering dibandingkan Thailand. Saya kasih tahu Thai Air punya 14 penerbangan direct dari Eropa. Indonesia cuma punya satu, Garuda (Indonesia). Cuma punya satu artinya bagaimana kita bisa bersaing dengan Thailand kalau mereka siap langsung (direct flight),” kata Wishnutama di Festival UMKM Kumparan, Senin (26/10).
Menurutnya, saat ini Indonesia perlu memperbaiki sistem akses bandara. Hal ini supaya Indonesia tak lagi bergantung dengan bandara-bandara tetangga, seperti Changi Airport di Singapura, Hongkong International Airport di Hongkong, maupun Dubai.
ADVERTISEMENT