Luhut Bela Ahok yang Didesak Mundur dari Komut Pertamina

25 Februari 2020 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Basuki Thahja Purnama alias Ahok tiba di Kementerian BUMN Jakarta, Senin (25/11). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Basuki Thahja Purnama alias Ahok tiba di Kementerian BUMN Jakarta, Senin (25/11). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengomentari sindiran massa aksi 212 yang menyinggung soal Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memiliki sejumlah kasus korupsi, tapi malah menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Sindiran tersebut dilontarkan pada demonstrasi di Patung Kuda, Jakarta, pada Jumat (21/2) lalu.
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, keberadaan Ahok di Pertamina justru sangat bagus. Sebab, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menemukan banyak masalah di perusahaan migas pelat merah itu dan ingin memperbaikinya.
"Dia dituduh korupsi? Ya kalau saya boleh cerita malah Pak Ahok itu yang menemukan banyak sekali masalah-masalah yang mau diperbaiki di Pertamina. Kita bersyukur ada Pak Ahok," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Selasa (25/2).
Mantan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir juga buka suara mengenai sindiran aksi massa 212 terhadap Ahok. Kata Erick, aksi massa yang dilakukan 212 kemarin merupakan hal yang wajar. Di era demokrasi saat ini, menyampaikan pendapat berbeda atau di muka umum bisa dilakukan siapa saja.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, Erick yakin memilih Ahok duduk di kursi nomor satu di Pertamina merupakan hal yang tepat. Dia merasa selama tiga bulan belakangan, kinerja Pertamina bagus selama tiga bulan belakangan dengan usai perombakan jajaran direksi dan komisaris.
"Saya rasa era di Indonesia adalah demokrasi, ketika ada sebagian kelompok mengemukakan pendapat bahwa ada ketidakpuasan itu ya normal saja. Tetapi apa yang dilakukan daripada komisaris dan direksi, saya tidak mau dikotomi komisaris dan direksi, di Pertamina tiga bulan terakhir saya rasa baim," kata dia kata Erick di Gedung Pusat Pertamina, Jakarta, Sabtu (22/2).
Erick mengaku akan terus memantau kerja direksi dan komisaris BUMN mengacu pada target dan capaian dari Key Performance Index (KPI). Tak hanya ke Pertamina, hal yang sama juga dilakukan Erick pada BUMN lain.
Komut Pertamina Basuki Tjahaja Purnama saat berswafoto bersama usai peresmian Implementasi Program B30 di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta, Senin (23/12). Foto: Helmi Afandi/kumparan
Kata dia, KPI penting dikejar karena ia tak ingin sering gonta-ganti kepengurusan BUMN. Dia ingin direksi atau komisaris yang diangkat saat ini bisa menjabat sampai selesai.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya diberitakan, aksi massa 212 itu bertajuk “Aksi 212: Berantas Korupsi, Selamatkan NKRI” yang menyampaikan kritik terhadap beragam isu dan pihak.
Mulai dari isu Jiwasraya, Asabri, BPJS, hingga pimpinan KPK. Sejumlah pihak dikritik, mulai dari Jokowi, Sri Mulyani, hingga Ahok. Soal Ahok, disinggung terkait jabatan sebagai Komisaris Utama Pertamina.