Luhut Bicara Pertumbuhan Ekonomi dan Pasar Modal RI Moncer di B20 Summit

13 November 2022 13:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri IDIC International Seminar LPS di The Westin Resort Nusa Dua Bali.  Foto: Dok. LPS
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri IDIC International Seminar LPS di The Westin Resort Nusa Dua Bali. Foto: Dok. LPS
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, memaparkan kondisi ekonomi Indonesia yang moncer saat bicara di B20 Summit di Bali, Minggu (13/11).
ADVERTISEMENT
Luhut menjelaskan, gejolak ekonomi global yang terjadi saat ini tidak terlalu berdampak ke perekonomian nasional. Dia mengeklaim beberapa indikator ekonomi Indonesia masih jauh lebih baik dari negara G20 lainnya.
"Pertumbuhan ekonomi, inflasi rendah, utang pemerintah rendah, dan ini satu hal yang sangat penting adalah karena sebagian orang di negara ini berpikir bahwa kami memiliki banyak utang, tidak," ujar Luhut dalam pemaparan di B20 Summit, Minggu (13/11).
Luhut mengatakan tingkat utang pemerintah Indonesia adalah salah satu yang terendah di antara anggota negara G20. Selain itu, dia juga menyebut pasar modal di Tanah Air memiliki kinerja yang sangat baik.
"Kinerja saham yang positif dan nilai tukar yang stabil, yang satu ini juga orang berpikir bahwa Indonesia masih seperti 10 atau delapan tahun yang lalu, yang tidak, kita benar-benar berbeda dari sebelumnya," jelas Luhut.
ADVERTISEMENT
"Didorong oleh ekonomi makro yang kuat, termasuk kinerja investasi yang stabil terlihat di data ini. Data ini memberi Anda indikator yang baik tentang apa yang terjadi di Indonesia saat ini," tambahnya.
Luhut mengungkapkan dari sisi kinerja ekspor, Indonesia juga mengalami pemulihan yang sangat pesat usai pandemi COVID-19. Hal itu dibuktikan neraca perdagangan Indonesia yang selalu surplus dalam 29 bulan berturut-turut.
"Surplus 29 bulan berturut-turut tidak pernah terjadi dalam sejarah kita, selalu surplus dalam 29 bulan terakhir bahkan selama COVID-19. Jika kita melihat ekspor kita, yang tertinggi dalam sejarah kita tahun lalu USD 232 miliar. Dan tahun ini, kami yakin bisa mencapai seperti USD 293 miliar," tutur Luhut.