Luhut Kejar Investasi Tesla: Saya Yakin Mereka akan Datang ke Kita!

29 November 2022 22:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat menemui CEO Tesla Inc, Elon Musk, di Giga Factory Texas. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat menemui CEO Tesla Inc, Elon Musk, di Giga Factory Texas. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengaku optimistis Tesla atau perusahaan mobil listrik milik Elon Musk akan menanam investasinya dengan membangun pabrik di Indonesia. Meski begitu, ia belum mendetailkan proses investasi yang sedang dijajaki dengan Tesla.
ADVERTISEMENT
"Masih Non-Disclosure Agreement (NDA) sama mereka, saya enggak boleh cerita sama kalian bapak ibu sekalian apa yang sedang mau kita finalkan dengan mereka. Tapi saya yakin, mereka pasti akan datang ke kita," ujar Luhut dalam acara PermataBank Wealth Wisdom 2022 di The Ritz-Carlton Pacific Place, Selasa (29/11).
Luhut mengaku sudah banyak berbicara dengan para petinggi Tesla terkait keuntungan membangun pabrik mobil listrik di Indonesia. Apalagi, kata Luhut, jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta orang dan kelas menengah yang terus tumbuh membuat biaya produksi juga lebih murah dibanding negara lain.
"Besok kita bicara lagi sama mereka, ya kita lihat mereka mau lari ke mana," kata Luhut.
Menurutnya, bahan baku yang dibutuhkan ada di Indonesia. Selain itu, biayanya juga lebih murah dapat mencapai 5 cent per kWh harga listrik dan transportasi dari raw material USD 2.
ADVERTISEMENT
"Kita bisa 5 cent per kWh harga listrik, transportasi dari raw material USD 2, dia bawa ke China USD 15-20, harga listrik 10-12 cent. Siapa yang bisa lawan kita?" tegasnya.
Tidak hanya Tesla, Luhut juga mengaku telah banyak bicara dengan pabrikan kendaraan roda empat lainnya untuk membangun ekosistem mobil listrik berbasis baterai. CATL asal China pun telah berkomitmen investasi USD 35 miliar demi membangun ekosistem baterai listrik.
"Kita juga diskusi dengan Ford, VW, Bast. Jadi jangan bapak/ibu sebut kita diatur oleh China, tidak. Betul awal-awal itu saya lihat Tiongkok yang paling bisa diajak ngomong untuk dia investasi, tapi setelah sekarang orang lihat kita, kita bangun industrinya, kita ajak yang lain semua lari ke kita," pungkas Luhut.
ADVERTISEMENT