news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Luhut: Mudah-mudahan RUU Cipta Kerja Jadi Akhir Bulan Ini

14 Agustus 2020 11:47 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019).
 Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Pemerintah tengah membahas Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja untuk menjadi produk hukum yang sah berupa UU. RUU Cipta Kerja dikenal juga sebagai omnibus law karena beberapa aturan antar kementerian disatukan menjadi satu regulasi.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, RUU Cipta Kerja dibuat untuk mendorong investasi masuk. Dia juga mengklaim RUU ini akan menciptakan lapangan kerja.
"Prosesnya ini kita berdoa mudah-mudah jadi akhir bulan ini atau paling lambat mungkin awal bulan depan," kata dia dalam sambutannya di acara Dies Natalis IV Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia secara virtual, Jumat (14/8).
Menurut Luhut, omnibus law dibuat pemerintah untuk menyederhanakan berbagai perizinan dan syarat investasi agar mudah masuk. Dengan begitu, lapangan pekerjaan akan tercipta.
Buruh melakukan aksi unjuk rasa tolak Omnibus Law RUU Cipta Kerja di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (13/1). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Dia mengatakan, selama ini Indonesia kalah saing dengan Vietnam, Malaysia, dan Singapura dalam hal investasi. Padahal, Indonesia negara yang besar.
"Presiden perintahkan semua dipermudah. Masa kita enggak bisa kompetitif. Kita enggak bisa ngarang sendiri, kita happy dengan aturan tapi enggak bisa jalan, buat apa? Ketemulah kita adjust sana-sini (dalam RUU Cipta Kerja)," terang Luhut.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Luhut tak mau investasi yang masuk tanpa seleksi yang ketat. Dia mengatakan, ada lima syarat yang wajib diikuti investor. Empat di antaranya adalah teknologi harus ramah lingkungan, bangun pendidikan, nilai tambah, dan diatur dalam skema business to business.
Dia juga mendengar bahwa RUU Cipta Kerja banyak dikritik orang, tapi katanya itu karena mereka tidak memiliki informasi yang banyak seperti pemerintah yang ditopang sumber dari Badan Intelijen Negara. Luhut mengklaim, aturan yang dibuat ini sudah mempertimbangkan banyak faktor.
"Jadi kita prepare sekarang ini bukan buat sekarang, tapi buat 10 tahun ke depan Indonesia jadi pemain global. Kalau mau ribut, lihat dulu datanya," ujar dia.