Luhut Pede RI Bisa Keluar dari Middle Income Trap 2030

19 Agustus 2022 17:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luhut Binsar Panjaitan usai Rapat Kendaraan Listrik di DPR RI. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Luhut Binsar Panjaitan usai Rapat Kendaraan Listrik di DPR RI. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan percaya diri Indonesia bisa keluar dari status negara berpenghasilan rendah ke menengah atau middle income trap pada 2030 mendatang.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, dengan melimpahnya sumber daya alam yang dimiliki Indonesia bisa menopang target tersebut. Asal dikelola dengan baik. Salah satunya laut Indonesia yang menurut dia akan menjadi pusat peradaban maritim dunia.
"Kalau yang dilihat visi Indonesia 2045 menjadi negara maju dan pusat peradaban maritim dunia. Sekarang kita lihat 2030 kita akan keluar dari middle income trap, " ujar Luhut dalam acara kuliah umum dan talk show visi maritim 2045 di Universitas Hasanuddin, Jumat (19/8).
Luhut mengungkapkan berdasarkan laporan The $100 Trillion World Economy Global Gross Domestic Product (GDP) 2022, pendapatan Indonesia per kapita sebesar USD 4.000, sedangkan pada 2030 naik menjadi USD 10.000. Ia menilai, angka tersebut sangat pesimis, karena ada banyak pekerjaan yang telah dilakukan belum dimuat di sana.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, laporan itu mencatat GDP atau PDB Indonesia saat ini sekitar USD 1,3 triliun. Meski begitu, Luhut mengatakan GDP Indonesia pada tahun 2030 bisa mencapai USD 3 triliun atau lebih.
"Itu angka yang tidak lama dari sekarang, sekarang 2022, delapan tahun dari sekarang," kata Luhut.
Selain memaksimalkan potensi maritim, Indonesia juga fokus pada industri hilirisasi. Mulai dari nikel, timah, hingga bauksit yang wajib diolah di dalam negeri agar ada nilai tambahnya.
Tak hanya di hilirisasi industri komoditas, Indonesia akan mendorong lebih masif lagi produksi turunan sawit sebagai energi seperti menaikkan kadar biodiesel menjadi 40 persen. Upaya ini dilakukan agar bisa terhindar dari krisis energi seperti terjadi di sejumlah negara saat ini.
Presiden Joko Widodo tiba di lokasi acara groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Kawasan Industri Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
Demi mewujudkan hal itu, Luhut berencana mengubah teknologi yang sekarang menjadi teknologi berupa genomic. Teknologi ini dapat membuat biji kelapa sawit menghasilkan 10 sampai 12 ton per hektar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Luhut akan membuat biji kelapa sawit menjadi pangan dan energi bersih. Ia berharap, nantinya Indonesia tidak perlu lagi melakukan impor minyak.
"Era itu harus kita kejar dengan cepat. Seperti kata presiden siapa cepat dia yang menang," tutur Luhut.