Luhut Sebut Kurs Bisa di Bawah Rp 10.000 per USD, Gimana Caranya?

3 Desember 2019 18:23 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa di bawah Rp 10.000. Namun hal ini dilakukan dengan memperbaiki defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).
ADVERTISEMENT
Menurut Luhut, kurs bisa kembali di bawah Rp 10.000 per dolar AS asalkan defisit transaksi berjalan bisa membaik di sekitar USD 1 miliar.
Berdasarkan data Bank Indonesia, pada kuartal III 2019, CAD mencapai USD 7,7 miliar atau 2,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka ini sebenarnya membaik jika dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai USD 8,2 miliar atau 2,9 persen dari PDB.
"Kalau CAD USD 1 miliar atau plus USD 1 miliar, kan bagus-bagus saja. Tapi kalau sampai USD 31 miliar kan pengaruh ke rupiah kita. Kalau ini dekat-dekat USD 1 miliar, rupiah akan di bawah Rp 10.000," ujar Luhut di kantornya, Jakarta, Selasa (3/12).
Pengujian bahan bakar B30 sudah 80 persen. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparan
Untuk memperbaiki CAD tersebut diperlukan upaya keras menggenjot ekspor, misalnya dengan hilirisasi. Selain itu juga menekan impor dengan memperkuat biodiesel 20 persen maupun 30 persen atau B20 dan B30.
ADVERTISEMENT
"Hilirisasi jalan, ekspor mulai keluar. B20 jalan, sekarang B30 ini semua kan kurangi impor. Pariwisata jalan, penghematan dan efisiensi di sini," jelasnya.
Dia pun menyebut, saat ini penggunaan B20 telah menghemat volume impor migas hingga 29 persen. Menurut Luhut, jika penggunaan B20 terus dilanjutkan hingga dapat mengurangi volume impor migas hingga 35 persen, negara akan menghemat sekitar Rp 200 triliun.
"Kalau kita continue, bisa sampai 35 persen kurangi impor energi kita, kira-kira Rp 200 triliun. Sementara itu juga naik lagi," tambahnya.