Luhut soal Kerja Sama Pertamina dan Aramco: Kita Lihat Pilihan Lain

11 November 2019 15:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Irfan Adi Saputra.
zoom-in-whitePerbesar
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Irfan Adi Saputra.
ADVERTISEMENT
PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco sudah menyepakati kerja sama di proyek modifikasi (Refinery Development Master Plan/RDMP) Kilang Cilacap sejak November 2015. Namun, sampai saat ini proyek RDMP Cilacap tak kunjung dimulai karena adanya perbedaan perhitungan valuasi aset antara Pertamina dengan Saudi Aramco.
ADVERTISEMENT
Hal ini mendapat perhatian khusus dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut menggelar rapat untuk mengevaluasi proyek-proyek kilang Pertamina.
Menurut Luhut, ada selisih perhitungan valuasi aset antara Pertamina dengan Saudi Aramco sebesar USD 1,5 miliar. Agar RDMP Cilacap bisa dikebut, Luhut membuka kemungkinan Pertamina mencari partner lain jika tak tercapai titik temu dengan Aramco.
"Iya belum keluar. Kalau betul tetap segitu, tentu kita lihat pilihan lain," ujarnya saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta, Senin (11/11).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan. Foto: Fanny Kusumawardhani
Sebelumnya diberitakan, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang, mengatakan hasil penghitungan aset Kilang Cilacap bakal dirilis International Financial Advisory Group (IFA).
Penunjukan IFA mengurus valuasi aset dalam proyek tersebut, karena selama ini ada perbedaan penghitungan antara Pertamina dan Aramco. Karena itu, mereka mencari jalan tengah.
ADVERTISEMENT
"Dengan Aramco ini kita lakukan diskusi secara intens. Jadi hasil IFA keluar bulan ini. Kalau dulu ada perbedaan aset valuasi," kata dia dalam pemaparan perkembangan kilang Pertamina di Gedung Pertamina, Jakarta, Rabu (6/11).
Tallulembang mengatakan, setelah hasil penghitungan dari IFA rilis, direksi Pertamina dan Aramco akan mendiskusikan masing-masing hasilnya.
Setelah itu, kedua perusahaan akan bertemu untuk menyimpulkan kesepakatan apa yang bakal diambil kedua belah pihak.
RDMP Cilacap ditargetkan selesai pada 2022. Modifikasi ini akan menambah kapasitas kilang Cilacap dari 348 ribu barel per hari (bph) menjadi 400 ribu bph.
Bukan hanya itu, kompleksitasnya akan ditingkatkan, jadi jauh lebih modern. Nelson Complexity Index yang sekarang 4 bakal menjadi 9,4.
Dengan kenaikan kapasitas dan kompleksitas, produksi bensin (gasoline) kilang Cilacap akan bertambah 80 ribu bph, produksi solar meningkat 60 ribu bph, dan avtur bertambah 40 ribu bph.
ADVERTISEMENT