Luhut soal Pekerja Asing: Kita Pakai Dulu, Nanti Bertahap Dikurangi

15 September 2020 15:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tenaga kerja asing (TKA) membubut besi untuk kebutuhan pembangunan beberapa bangunan di salah satu perusahaan pertambangan di Konawe, Sulawesi Tenggara (15/12). Foto: ANTARA FOTO/Jojon
zoom-in-whitePerbesar
Tenaga kerja asing (TKA) membubut besi untuk kebutuhan pembangunan beberapa bangunan di salah satu perusahaan pertambangan di Konawe, Sulawesi Tenggara (15/12). Foto: ANTARA FOTO/Jojon
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan adanya kekurangan lulusan teknik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, kata dia, pemerintah mengambil langkah mendatangkan pekerja asing atau Tenaga Kerja Asing (TKA) demi memenuhi kebutuhan industri.
Berdasarkan data Fakultas Teknologi Universitas Indonesia, kebutuhan sarjana teknik di Indonesia pada 2019 mencapai 117.982 orang, sementara yang tersedia hanya 20.635 orang.
Sedangkan untuk D3 teknik, yang dibutuhkan mencapai 194.183 orang di 2019, namun yang tersedia hanya 5.242 orang.
Begitu juga dengan kebutuhan tenaga kerja vokasi menurut industri di Indonesia yang masih kurang. Untuk industri makanan dan minuman, dibutuhkan rata-rata 200.000 orang pada 2021-2025, sementara jumlah lulusannya hanya 4.848 orang per tahun.
Industri kimia kebutuhannya mencapai 10.000 orang pada 2021-2025, namun ketersediaannya hanya 2.785 orang per tahun. Industri elektronik rata-rata kebutuhannya mencapai 13.000 orang, sementara lulusan vokasi elektronik hanya 1.332 orang per tahun.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan saat deklarasi pembukaan wisata domestik di Bali. Foto: Pemprov Bali
"Kebutuhan tenaga kerja vokasi berdasarkan industrinya. Kalau kita lihat, ini tidak ada. Jadi kita pakai dulu mereka (pekerja asing), setelah kita pakai bertahap baru kita kurangi," ujar Luhut dalam Sarahsehan Virtual 100 Ekonom, Selasa (15/9).
ADVERTISEMENT
Dia mencontohkan, saat ini tenaga kerja asing di Morowali mencapai 3.000 orang. Adapun di Morowali, didominasi oleh TKA China.
Menurut dia, jumlah itu nantinya akan berkurang karena pemerintah juga membuat politeknik di Morowali, yang akan mendidik putra-putri Indonesia dan menggantikan pekerja asing itu.
"Di Morowali misalnya, pegawainya 45.000 orang, orang asingnya 3.000. Sekarang bapak/ibu lihat Freeport udah 50 tahun, berapa pekerja asingnya di sana. Kemudian politeknik kita buat seperti ini, ada dibantu Kemenristek, Kemenperin dan libatkan ITB, UI, semua dari sana," jelasnya.
"Ada yang mikir sampe sana? Kan enggak ada, cuman kritik aja. Makanya ini yang ada di board pemerintah," tambahnya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.