Luhut: Tidak Ada yang Bisa Mendikte Indonesia soal Investasi, Termasuk Elon Musk

1 September 2022 12:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat membuka hari kedua NXC International Summit 2022 di Hotel Merusaka, Nusa Dua,  Bali, Kamis (1/9/2022). Foto: Sinar Utami/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan saat membuka hari kedua NXC International Summit 2022 di Hotel Merusaka, Nusa Dua, Bali, Kamis (1/9/2022). Foto: Sinar Utami/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan menegaskan, tidak ada yang bisa mendikte Indonesia perihal investor yang ingin investasi di Indonesia, termasuk CEO Tesla Elon Musk.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Luhut juga menyebut, Indonesia tidak dalam posisi meminta para investor asing untuk berinvestasi di Indonesia, perihal di sektor komoditas nikel.
“Terkait investasi, kita terhadap Ford dan Tesla, we are no begging (kita tidak memohon) tapi kita menyadari, kita ini saling menguntungkan untuk sama-sama tumbuh,” ungkapnya dalam pembukaan hari kedua NXC International Summit 2022 di Nusa Dua, Bali, Kamis (1/9).
Adapun baik Ford dan Tesla saat ini tengah digadang-gadang akan berinvestasi di Indonesia di sektor baterai kendaraan listrik (electric vehicle).
Tak hanya itu, Luhut juga menyebut dirinya telah menyampaikan kepada Elon Musk terkait efek lingkungan terkait investasi Nikel di Indonesia. “Don’t lecturing us! Elon, termasuk tentang climate change dan yang lainnya,” tegas Luhut,
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Indonesia tahu apa yang harus dilakukan. Pun, Indonesia memiliki orang-orang profesional untuk mengatasi masalah tersebut.
“Saya di pemerintahan juga berjanji untuk tidak membuat kebijakan yang bisa berpengaruh ke generasi kita selanjutnya, i promise!,” kata Luhut.
Bantah Indonesia Dikendalikan China
Dalam kesempatan yang sama, Luhut juga menolak tudingan bahwa Indonesia dikendalikan oleh China. Menurutnya, Indonesia bisa berdikari, salah satu indikatornya adalah bisa terus mengurangi ketergantungan impor dari China.
"Rekor ekspor kita tahun lalu USD 232 miliar. Kalau orang bilang kita dikontrol Tiongkok sangat tidak benar, karena dulu, defisit kita dengan mereka sempat USD 27 miliar, 2019 hanya USD 16,9 miliar," jelas dia.
Tahun lalu, defisit perdagangan Indonesia memang masih minus, namun nilainya jauh lebih kecil dibanding tahun-tahun sebelumnya. Hal itu menjadi indikasi Luhut bahwa RI tidak di bawah kendali China.
ADVERTISEMENT