Luhut Umumkan PLTU Batu Bara yang Dipensiunkan di G20, Sri Mulyani Hitung Biaya

11 November 2022 11:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batu bara sedang diturunkan dari tongkang di PLTU Suralaya di Cilegon Foto: RONALD SIAGIAN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Batu bara sedang diturunkan dari tongkang di PLTU Suralaya di Cilegon Foto: RONALD SIAGIAN / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bakal mengumumkan PLTU batu bara yang akan dipensiunkan di acara puncak KTT G20 di Bali pekan depan. Ini sesuai dengan komitmen Indonesia dalam Konferensi Iklim Tahunan Dunia ke-27 (COP27) sebagai langkah awal untuk beralih menuju energi bersih.
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa Indonesia sudah berkomitmen melakukan transisi energi dengan menghentikan operasional PLTU batu bara lebih awal di tahun 2021. Ia menyebut telah melakukan kerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk menghitung biaya dan mengidentifikasi pembangkit listrik mana saja yang akan dihentikan.
"Kami sudah merancang dengan PLN untuk mengidentifikasi pembangkit listrik mana yang akan dipensiunkan dan berapa biayanya," ujar Sri Mulyani dalam Bloomberg CEO Forum-G20 Side Event, Jumat (11/11).
Menurut dia, dari PLN bersama investor Independent Power Producer (IPP) telah melaksanakan perjanjian jual beli listrik untuk mengembangkan, membangun, memiliki dan mengoperasikan pembangkit listrik. Ini juga sebagai upaya memperkenalkan pajak karbon, yang menurut Sri Mulyani masih asing di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kami bekerja sangat erat dengan Menteri ESDM serta Menteri Koordinator Bidang Investasi dan Kemaritiman yang membidangi semua perancangan mekanisme transisi energi ini," kata dia.
Ia membeberkan bahwa Indonesia sedang melakukan banyak pekerjaan yang sangat serius dan kredibel. Pasalnya, banyak negara juga meminta Indonesia sebagai negara terbesar penghasil batu bara di dunia.
"Itulah mengapa mereka meminta, tanpa partisipasi Indonesia tidak mungkin mewujudkan komitmen global ini," ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B Panjaitan telah menegaskan Indonesia berkomitmen untuk aktif mengurangi emisi karbon. Luhut menilai untuk bisa mengakselerasi target new zero emission (NZE) di tahun 2060 diperlukan akselerasi sistem dan juga memperkaya framework dalam transisi energi.
Adapun PLN akan mempensiunkan PLTU secara bertahap. Menurut Luhut, hal ini memerlukan kerja sama karena untuk menjalankan proyek tersebut butuh investasi yang tidak sedikit.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat terbuka atas kolaborasi dengan para partner dan juga negara tetangga. Kami akan menjelaskan success story kerja sama kami dengan Jepang untuk bisa menurunkan emisi global," tandasnya.