Mafia Beras Sudah di Tangan Buwas, Kenapa Sulit Diberantas?

24 Mei 2018 11:54 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Bulog, Budi Waseso. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Bulog, Budi Waseso. (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
DPR menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Perum Bulog. Rapat ini merupakan pertama kalinya bagi Budi Waseso sejak menjabat Direktur Utama Perum Bulog. Pengalaman Buwas memberantas narkoba saat menjabat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), mendorong harapan Komisi IV DPR, agar tindakan yang sama bisa dilakukan Buwas dalam memberantas mafia beras.
ADVERTISEMENT
“Kami akan usulkan Kepala Satgas Pangan itu Dirut Bulog, Pak Buwas (sapaan akrab Budi Waseso),” kata Ketua Komisi IV DPR RI, Edhy Prabowo kepada kumparan, Rabu (23/5). Satgas Pangan yang dibentuk tahun lalu, bertugas mengawasi distribusi dan harga pangan di pasar. Kemudian hasilnya dievaluasi tiap dua pekan serta memiliki wewenang untuk melakukan penegakkan hukum.
Dalam rapat itu, Buwas mengungkapkan tingginya harga beras akibat ada permainan di pasar. Bahkan dia mengaku sudah memiliki peta permainan mafia beras. Menurut dia, bahan pangan yang digelontorkan Bulog justru ditimbun pihak ketiga. Ujung-ujungnya operasi pasar tak berhasil menstabilkan harga.
"Saya bisa membuktikan kalau operasi pasar itu sama pihak ketiga nih, karena Bulog dianggap enggak punya jejaring. Ada yang nakal, yang diedarkan enggak sama dengan yang kita keluarkan karena ditimbun," ungkap Buwas.
Pelepasan Operasi Pasar oleh Mendag Enggartiasto (Foto: Abdul Latf/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelepasan Operasi Pasar oleh Mendag Enggartiasto (Foto: Abdul Latf/kumparan)
Meski mengaku sudah mengetahui pihak yang memainkan beras, dia mengaku tidak bisa melakukan tindakan karena hal itu bukan wewenang Bulog. “Saya kan pernah jadi aparat jadi punya jejaring intelijen. Dan ini (mafia beras) sudah saya buktikan (keberadaannya),” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, mantan Kabareskrim itu juga menggagas penghapusan operasi pasar. Menurutnya hal itu bisa memangkas rantai distribusi beras yang dikuasai mafia, di luar tindakan hukum yang bukan merupakan kewenangan Bulog.
Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa, tak sependapat dengan Buwas. Menurutnya Indonesia merupakan salah satu negara dengan struktur pasar beras yang baik di dunia.
“Tapi di tahun 2017, kita tahu ada penggrebekan, lalu pemerintah menuduh ada mafia. Padahal yang kacau data produksinya. Itu bukannya menurunkan keuntungan pedagang, tapi malah menaikkan. MPP di tahun 2017 mencapai 26,12%,” tegasnya.