Maksimum Pembelian SBN Ritel Seri ORI021 Dipangkas Jadi Rp 2 Miliar

21 Januari 2022 15:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bakal memangkas jumlah maksimum pembelian Surat Berharga Negara (SBN) Ritel menjadi Rp 2 miliar dari semula Rp 3 miliar pada penawaran Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI021 mendatang.
ADVERTISEMENT
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu, Deni Ridwan, mengatakan pemangkasan ini bertujuan agar SBN ritel benar-benar dinikmati investor ritel.
“Harapannya SBN ritel yang ada sweeterner atau preminya ini benar-benar dinikmati oleh investor kecil dan tidak hanya investor besar. Makanya kami turunkan maksimum pemesanan dari Rp 3 miliar ke Rp 2 miliar,” ujar Deni dalam Media Brief Virtual, Jumat (21/1).
Menurut Deni, pemangkasan jumlah maksimal pembelian sejatinya telah dilakukan DJPPR sejak penawaran ORI020 lalu. Saat itu, DJPPR melihat bahwa pemasaran SBN ritel makin meluas dan peminatnya terus bertambah di sepanjang 2021.
Melihat tren tersebut, DJPPR pun memutuskan untuk melanjutkan pemangkasan.
“Penerbitan ORI020 kami turunkan maksimum pemesanan dari Rp 3 miliar ke Rp 2 miliar saja. Dan kami lanjutkan di tahun ini, untuk ORI021 maksimum pemesanan dari Rp 3 miliar ke Rp 2 miliar,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Deni membeberkan, berdasarkan kajian tahun lalu, para investor besar diketahui juga turut menempatkan dana mereka pada SBN ritel di atas Rp 2 miliar. Kalau dilihat secara jumlah, investor besar ini hanya berjumlah sekitar 7 persen dari total investor. Namun jika dilihat dari nilai, mereka menguasai sekitar 30 persen dari total nilai SBN ritel yang diterbitkan pemerintah.
Hal ini lantas membuat kuota SBN ritel cepat habis sebelum masa penutupan berakhir. Untuk itu agar investor ritel tidak kehabisan kuota lagi maka pemesanan investor besar akan dicoba dikurangi dengan pemangkasan maksimum pemesanan tersebut.
“Harapannya investor besar, bisa mulai beralih ke SBN non ritel dengan tenor lebih panjang 5, 10 tahun 12 tahun dan kita anggap investor besar lebih tinggi literasinya. Jadi mereka bisa berinvestasi di SBN non ritel. Mereka diharapkan bisa semakin memberikan kesempatan bagi investor yang kecil,” ujarnya.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPRR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali meluncurkan Obligasi Negara Ritel (ORI) atau surat utang seri terbarunya, yaitu ORI020, per Senin (4/10). Foto: Dok. YouTube DJPPR Kemenkeu/kumparan
Adapun sepanjang 2022, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan akan menerbitkan tujuh seri SBN Ritel. Pertama, Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI021, dengan masa penawaran pada 24 Januari hingga 17 Februari 2022.
ADVERTISEMENT
Kedua, Sukuk Ritel (SR) seri SR016, dengan masa penawaran pada 25 Februari hingga 16 Maret 2022. Ketiga, Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) seri SWR003, dengan masa penawaran pada 1 April hingga 2 Juni 2022.
Keempat, Saving Bond Ritel (SBR) seri SBR011, dengan masa penawaran pada 23 Mei hingga 16 Juni 2022. Kelima, Sukuk Ritel (SR) seri SR017, dengan masa penawaran pada 19 Agustus hingga 14 September 2022.
Keenam, Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI022, dengan masa penawaran pada 26 September hingga 20 Oktober 2022. Ketujuh, Sukuk Tabungan (ST) seri ST009 seri ORI022, dengan masa penawaran pada 28 Oktober hingga 16 November 2022.