Mandiri Sekuritas Optimistis Tren Pasar Obligasi Rupiah Masih Positif

17 Juni 2020 20:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mandiri Sekuritas meluncurkan MOST Fund online. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mandiri Sekuritas meluncurkan MOST Fund online. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Mandiri Sekuritas memprediksi pasar obligasi rupiah bakal memiliki tren yang cenderung positif. Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto, mengatakan dalam kurun waktu tiga bulan berturut-turut sejak April hingga Juni 2020, aliran dana asing atau capital inflow tercatat mulai masuk ke Indonesia. Meskipun nilainya masih kecil.
ADVERTISEMENT
"Kalau kami lihat April, Mei, Juni, asing sudah masuk tapi baru sekitar Rp 20-an triliun. Trennya membaik, tapi size-nya masih belum besar," ungkap Handy dalam Mandiri Economic Outlook 2020, Rabu (17/6).
Masuknya aliran dana asing inilah yang membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat. Sebab, meski jumlahnya belum besar, namun tekanan cenderung berkurang.
"Nah ini yang menjelaskan kenapa ada perbaikan yield, kenapa ada perbaikan dari sisi rupiah karena tekanan jual asingnya sudah jauh berkurang," katanya.
Bahkan menurut Handy, kinerja pasar obligasi masih cenderung lebih baik dari pasar saham. Sejak awal tahun lalu, pasar obligasi masih mencatatkan imbal hasil positif meski minim yaitu sebesar 2 persen. Ini tentu lebih positif ketimbang return pasar saham yang sudah minus hingga 20-an persen sejak awal tahun.
MOST Fund reksadana online. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Overall kalau kita bicara sampai dengan bulan Juni ini pasar obligasi masih memberikan kinerja yang lebih baik dibandingkan saham. Kalau pakai data per Mei kemarin, year to date pasar obligasi rupiah return-nya masih plus 2 persen," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dengan melihat kondisi ini, Handy optimistis pasar obligasi rupiah masih diminati investor asing. Bahkan hal ini murni pergerakan market, bukan karena intervensi dari Bank Indonesia (BI).
Di sisi lain, fundamental perekonomian Indonesia juga masih relatif bagus. Dengan dua indikator ini, Handy cukup percaya diri bahwa pemulihan pasar obligasi akan terwujud.
"Kalau dari sisi flow, asing sudah masuk, fundamental ekonomi harusnya kita relatif masih bagus. Kalau seandainya global sentimen ini masuk, saya termasuk di kubu yang percaya perbaikan di pasar obligasi masih akan bisa berlanjut," ujarnya.