Mantan Bos BI Soal Brexit: Harus Disambut Baik oleh Indonesia

1 Februari 2020 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Menteri Keuangan, Agus Martowardojo usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi atas tersangka Markus Nari di Gedung KPK, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Menteri Keuangan, Agus Martowardojo usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi atas tersangka Markus Nari di Gedung KPK, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Jumat (31/1) tepat pukul 23.00 waktu London, kebersamaan Inggris dan Uni Eropa berakhir. Mereka resmi bercerai. Inggris keluar dari organisasi multilateral benua biru setelah menjadi anggota selama 47 tahun.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Mantan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, momen British Exit atau Brexit tidak akan terlalu berdampak signifikan ke perekonomian Indonesia.
“Sebelumnya, kita termasuk khawatir dengan risiko geopolitik dunia di mana salah satunya adalah Brexit. Tetapi kelihatan risiko dari Brexit itu tidak seburuk yang kita perkirakan,” ungkap Agus di Museum Bank Indonesia, Jakarta, Sabtu (1/9).
Para demonstran Pro-Brexit merayakannya di Parliament Square pada hari Brexit di London, Inggris, Jumat (31/1). Foto: REUTERS/Simon Dawson
Di sisi lain, Agus justru melihat ada potensi yang bisa dijajaki oleh Indonesia. Dengan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, itu artinya Inggris harus membangun kembali semua hubungan perdagangan dengan banyak negara. Sebab sebelumnya, Inggris berada dalam satu kesatuan dengan Eropa.
Menurut Agus, hal ini merupakan peluang bagi Indonesia untuk menjajaki pangsa pasar Inggris. Selama ini, Indonesia hanya secara konvensional berdagang dengan Eropa.
ADVERTISEMENT
“Jadi, ini harus disambut baik oleh Indonesia,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko. Foto: Dok. Humas BI
Senada, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko mengatakan, momen Brexit dinilai tidak akan terlalu berpengaruh pada Indonesia.
Onny mengungkapkan, jika menilik kerja sama dagang dan pendanaan antara Indonesia dengan Uni Eropa serta Inggris, tercatat nilainya tidak terlalu besar‎.
"Kalau dilihat dari hubungan dagang kan enggak besar hubungan keuangannya. Ya kita pantau saja, tapi kita enggak berani mengecilkan. Kan tahu ekspor Indonesia ke mana aja. Jadi ada channel-channel kita, lihat ada channel perdagangan, kita lihat dari channel investasi," ujarnya.
Menurut Onny, BI akan terus memantau perkembangan Brexit dan melihat dampaknya bagi Indonesia.
“Kita lihat saja, kita pantau. Jadi enggak berani terlalu dini juga ya. Kan terjadinya baru tadi malam dan ini hari libur,” tandasnya.
ADVERTISEMENT