Marak WFH, Ekspor Furnitur RI ke AS Diramal Naik 8 Persen di 2021

29 Mei 2021 16:03 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indonesia International Furniture Expo 2018. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Indonesia International Furniture Expo 2018. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) meramal terjadi pertumbuhan ekspor pada tahun ini sebesar 7-8 persen dengan nilai mencapai USD 2,2 miliar atau sekitar Rp 31,4 triliun (kurs Rp 14.300).
ADVERTISEMENT
Ketua HIMKI, Abdul Sobur optimistis capaian tersebut bakal terealisasi, sebab pada tahun lalu ekspor furnitur dan kerajinan menunjukkan tren yang positif yaitu naik menjadi USD 1,9 miliar dibanding periode tahun sebelumnya USD 1,7 miliar.
“Kami menargetkan tumbuh 7-8 persen atau bisa tembus USD 2,2, untuk mebel dan kerajinan bisa tumbuh,” katanya kepada kumparan, Sabtu (29/5).
Ekspor perdana furnitur asal Jawa Tengah ke Swiss. Foto: Dok. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
Dia menambahkan, saat ini Indonesia memiliki peluang untuk ekspor mebel ke AS. Sebab saat ini AS masih menerapkan bea masuk tinggi untuk produk asal China akibat perang dagang.
“Ini momentum yang bagus, sebab Amerika masih memberikan tarif perang dagang tinggi. Sehingga pada 2020 (ekspor China turun) USD 9,5 miliar, sebelumnya USD 38 miliar,” kata Sobur.
ADVERTISEMENT
Sobur menjelaskan, selama pandemi terjadi perubahan kebiasaan masyarakat AS untuk tinggal di rumah dan Work from Home (WFH). Hal inilah yang membuat permintaan produk mebel di Negara Paman Sam tersebut tinggi.
“Mereka ingin berbenah interior rumah menjadi lebih homie atau menyenangkan tentu ada ganti desain dan perabot dan lain-lain,” tuturnya.
Selain itu Sobur juga menyebut tren mebel dalam beberapa tahun ke depan masih cukup menjanjikan, baik pangsa pasar global atau domestik. Hal ini tercermin dari makin masifnya pertumbuhan perusahaan mebel dan dekorasi rumah di dalam negeri.